Logo Bloomberg Technoz

Bos BI Buka-bukaan Soal Intervensi Demi Jaga Rupiah

Azura Yumna Ramadani Purnama
30 January 2024 15:35

Ilustrasi Dollar Rupiah (Bloomberg Technoz)
Ilustrasi Dollar Rupiah (Bloomberg Technoz)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bank sentral mengambil langkah intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di pasar valuta asing, baik melalui transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian secara tunai.

Perry menjelaskan, hal tersebut merupakan tugas yang harus dilakukan bank sentral saat tekanan terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedang tinggi. Hal ini merupakan upaya yang ditempuh BI dalam menstabilkan pergerakan rupiah.

“Caranya bagaimana? Ya kami intervensi di pasar valas supaya stabil di pasar tunai atau spot. Supaya ke depan menguat melalui forward disebut Domestic Non Delivery Forward (DNDF). Kami intervensi di pasar valas, dua itu volatilitas kita intervensi secara tunai atau spot. Arahnya kita juga intervensi secara forward melalui DNDF,” ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Ia juga menjelaskan, untuk mengatasi aliran dana asing yang keluar atau net outflow, BI melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dijual oleh pihak asing pada pasar sekunder. Selain untuk menjaga kestabilan rupiah, langkah ini dilakukan BI untuk memberikan kepastian kepada investor asing dan menjaga likuiditas rupiah tidak kering.

“Kalau kami jual valas kan kami mensuplai valas dan cadangan devisa, dampaknya rupiah masuk supaya likuiditas rupiah keluar lagi ya kami beli SBN. SBN yang dijual asing kami beli, likuiditas rupiah nambah lagi istilahnya sterilize intervention atau intervensi  valas yang disterilisasi supaya dampak likuiditas rupiah tidak berdampak ke stabilitas sistem keuangan,” terangnya.