Logo Bloomberg Technoz

Dukung Jokowi, Bulog Sebut Alasan Harga Beras Masih Tinggi

Dovana Hasiana
29 January 2024 21:10

Pedagang beras melayani pembeli di Pejaten, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pedagang beras melayani pembeli di Pejaten, Senin (11/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Perum Bulog membeberkan alasan yang sama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal harga beras yang masih tinggi di pasar. Tingginya harga komoditas pangan tersebut dipicu keterlambatan masa tanam dan tingkat produksi padi yang masih rendah pada Januari 2024. 

“Situasinya sedang dapat tekanan dari produksi, sebagian petani kita telat tanam baru Januari menanam,” ujar Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Bayu Krisnamurthi saat ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian, Senin (29/1/2024). 

Bayu mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengatakan bahwa produksi beras di Januari hingga Februari bakal defisit 2,7 juta ton. Panen beras pun baru akan terjadi pada bulan Maret 2024. 

Selain itu, harga pupuk saat ini juga masih tergolong tinggi imbas perang Rusia dan Ukraina serta terganggunya rantai pasok global akibat situasi di Laut Merah yang semakin memanas.  

“Di sana buat transportasi muter lewat Afrika Selatan. Tadinya lewat terusan Suez lebih pendek sekarang lebih panjang dan itu menambah waktu dan biaya,” ujar Bayu. “Itu dorong harga naik, situasi tidak mudah. Semoga dengan koordinasi yang dilakukan kita tetap bisa kendalikan inflasi.” 

Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)