Logo Bloomberg Technoz

5 Solusi Masalah Pangan RI, Kuncinya Bukan Food Estate

Dovana Hasiana
26 January 2024 14:40

Petani tengah memanen padi di Nagrek, Jawa Barat (Dimas Ardian/Bloomberg)
Petani tengah memanen padi di Nagrek, Jawa Barat (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom pertanian dari Center of Reform on Economic (Core) Eliza Mardian menilai solusi mendasar dalam meningkatkan produksi pangan adalah menjaga dan meningkatkan kesejahteraan petani, bukan program Food Estate.

Eliza mengutip data Sensus Pertanian 2023 yang menunjukkan bahwa kesejahteraan petani makin turun dalam 10 tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat melalui bertambahnya proporsi petani berlahan sempit yang meningkat dari 55% pada 2013 menjadi 62% pada 2023.

“[Selain itu], mayoritas petani kita merupakan petani pangan, tetapi nilai tukar petani (NTP) pangan itu relatif lebih rendah dibandingkan dengan petani hortikultura dan perkebunan,” ujar Eliza saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).

Bukti bahwa kesejahteraan petani berpengaruh pada produksi pangan, kata Eliza, dapat dilihat melalui jumlah produksi pangan pada 2021—2022 yang stagnan dan bahkan turun dibandingkan dengan 2018 yang sejalan dengan NTP pangan berada di bawah 100 atau kondisi di mana petani merugi.

Petani memanen semangka di bekas sawah di Subang, Jawa Barat, Sabtu (29/7/2023). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bila petani dalam kondisi rugi, motivasi untuk menanam dan ekspansi akan berkurang. Apalagi, modal petani untuk bertanam menjadi berkurang dan mereka harus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan modal, termasuk salah satunya menjual aset.