Logo Bloomberg Technoz

Salah Kaprah Food Estate yang Diklaim Sukses oleh Pemerintah

Dovana Hasiana
26 January 2024 13:30

Presiden Jokowi meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah, Kamis (8/10/2020). (Foto: BPMI Setpres)
Presiden Jokowi meninjau lokasi pengembangan food estate atau lumbung pangan baru di Kalimantan Tengah, Kamis (8/10/2020). (Foto: BPMI Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengungkapkan setidaknya terdapat 3 permasalahan yang ada dalam pengembangan Food Estate, meski diklaim sudah berhasil oleh pemerintah.

Pertama, Food Estate melanggar kaidah akademik yang terdiri dari 4 pilar. Di antaranya adalah kelayakan tanah dan agroklimat, ketersediaan infrastruktur berupa saluran irigasi dan jalan usaha tani, aspek budi  daya dan teknologi, serta sosial dan ekonomi.  

“Satu saja dari keempat pilar tersebut tidak dipenuhi, pasti kacau. Itu yang terjadi di semua Food Estate,” ujar Dwi saat dihubungi, Kamis (25/1/2024).

Hal itu yang menyebkan terdapat setidaknya 6 proyek Food Estate yang gagal. Di antaranya adalah proyek lahan gambut 1 juta hektare, proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) pada era Susilo Bambang Yudhoyono seluas 1,23 juta hektare, Food Estate Ketapang 100.000 hektare, Food Estate Bulungan 300.000 hektare, proyek Rice Estate 1,2 juta hektare, dan Food Estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Kedua, proyek saat ini tidak sesuai dengan definisi asli dari Food Estate. Dwi menyebutkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian cenderung selalu menggunakan istilah Food Estate pada program yang sebenarnya hanya merupakan intensifikasi dan optimasi lahan.

Proyek Food Estate di Kalimantan Tengah, 2021. (Foto: ekon.go.id)