“Jadi jika ingin meningkatkan produksi, tingkatkan dahulu kesejahteraan terutama petani pangan,” ujar Eliza.
Bahkan, Indonesia juga memiliki pengalaman di mana kesejahteraan petani mampu meningkatkan produksi. Pada 2016, pemerintah menaikan harga pembelian jagung dari semula Rp1.000/kg menjadi Rp3.150/kg. Kebijakan tersebut disambut antusias oleh petani di mana hampir semua lahan yang kosong ditanami jagung.
“Bahkan ada petani di Yogyakarta yang menanam jagung di area pemakaman. Antusiasme petani ini berhasil meningkatkan produksi jagung dan bisa ekspor ke Filipina,” ujar Eliza.
Lima Upaya
Menurut Eliza, terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Pertama, pemerintah mendukung dan melatih petani untuk meningkatkan produktivitas.
Kedua, pembenahan terhadap infrastruktur dasar seperti irigasi karena banyak irigasi yang rusak akibat pembangunan industri dan pendukungnya serta perumahan.
Ketiga, memastikan petani menggunakan benih dengan tingkat produktivitas tinggi dan mendapatkan persediaan pupuk yang memadai, mulai dari pupuk organik dan anorganik.
“Keempat, adanya teknologi tepat guna untuk menekan biaya tenaga kerja. Upah sektor pertanian mahal karena langka di desa, sehingga perlu adanya mesin-mesin yang cocok untuk lahan sempit,” ujarnya.
Kelima, kepemilikan lahan. Eliza mengatakan, kebanyakan petani Indonesia tidak menjadi pemilik lahan sehingga mereka tidak bisa menikmati keuntungan usaha tani secara keseluruhan, melainkan harus dibagi dengan pemilik lahan.
(dov/wdh)
