Logo Bloomberg Technoz

Boikot Starbucks-McDonald's di Timur Tengah Untungkan Merek Lokal

News
26 January 2024 13:40

Ilustrasi Starbucks. (Soichiro Koriyama/Bloomberg)
Ilustrasi Starbucks. (Soichiro Koriyama/Bloomberg)

Salma El Wardany, Leen Al-Rashdan, Nicolas Parasie dan Daniela Sirtori-Cortina - Bloomberg News

Bloomberg, Sejak perang Israel-Hamas dimulai pada Oktober, Nayera Ahmed, seorang mahasiswa komunikasi massa berusia 19 tahun di Kairo, telah berhenti nongkrong di Starbucks. Setelah rantai kopi Amerika tersebut masuk dalam daftar boikot konsumen yang beredar di media sosial Mesir.

"Saya dan teman-teman saya, kami biasa pergi ke Starbucks sepanjang waktu, sekarang memalukan jika Anda terlihat di salah satu gerai," kata Ahmed. “Itu adalah hal paling kecil yang bisa kami lakukan. Mengapa saya harus membeli dari perusahaan-perusahaan Barat ini?”

Ini adalah tren yang terjadi di beberapa bagian Timur Tengah dan bahkan di luar wilayah tersebut. Didorong oleh kegeraman terhadap AS dan Eropa karena tidak berbuat banyak untuk membuat Israel mengakhiri serangannya di Gaza. Banyak pembeli di wilayah tersebut serta negara-negara Muslim seperti Pakistan menghindari merek-merek besar asing, meredam penjualan beberapa dan menciptakan masalah PR untuk yang lain.

Dari pantauan Bloomberg, di Kairo, pada hari kerja yang baru-baru ini, puluhan toko Starbucks dan McDonald’s yang biasanya ramai dikunjungi kini sepenuhnya kosong. Produsen merek soda lokal Mesir mengatakan penjualannya telah bertambah tiga kali lipat sejak perang dimulai karena konsumen menghindari Coca-Cola dan Pepsi.