Logo Bloomberg Technoz

Nikel Drop 3% Awal Tahun, 239 Ribu Ton Suplai Rawan Tak Terserap

Sultan Ibnu Affan
23 January 2024 10:00

Nikel sulfat./Bloomberg-SeongJoon Cho
Nikel sulfat./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bloomberg Technoz, Jakarta – Harga nikel makin terjerembap sepanjang awal tahun ini, sejalan dengan bayang-bayang isu oversuplai komoditas mineral logam itu, imbas ekstensifikasi produksi dari negara-negara produsen utama termasuk Indonesia.

Analis komoditas sekaligus Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, berdasarkan kalkulasi pelaku pasar, harga nikel telah turun 3,52% sejak awal tahun ini.

"Nikel turun US$576 per mt [metrik ton] atau 3,52% sejak awal 2024, menurut perdagangan contract for difference [CFD] yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini," ujarnya saat dihubungi, Selasa (23/1/2024).

Sutopo mengatakan, penurunan itu tidak lain merupakan imbas dari tekanan oversuplai yang menghantui komoditas mineral penting dalam pembuatan baja nirkarat dan baterai kendaraan listrik tersebut.

Harga nikel anjlok ke level terendah sejak 2021./dok. Bloomberg


"Komoditas ini juga terkena dampak kenaikan persediaan LME [London Metal Exchange], sekitar 69.000 ton pada pertengahan Januari dan lemahnya pemulihan konsumen utama China. Selain itu, kuatnya pasokan dari produsen terkemuka dunia, Indonesia, Filipina, dan Tiongkok mendukung tren penurunan ini," tuturnya.