Logo Bloomberg Technoz

Mayoritas Asumsi Makro 2023 Meleset dari Target Pemerintah

Redaksi
05 January 2024 06:00

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita. (Bloomberg Technoz/Fikri)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konfrensi pers APBN Kita. (Bloomberg Technoz/Fikri)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan melaporkan perkembangan realisasi asumsi dasar ekonomi makro 2023. Hasilnya, nyaris seluruhnya meleset dari target yang ditetapkan pemerintah dalam Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu berpotensi berada di level 5,05% atau lebih rendah dari target APBN yang mencapai 5,3%.

"Pertumbuhan ekonomi asumsi APBN 2023 di 5,3%, realisasi sampai kuartal ketiga 2023 di 5,05%, kami perkirakan 5,05% ini juga untuk 2023 sampai kuartal IV," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, dikutip Kamis (4/1/2024).

Selanjutnya, nilai tukar rupiah tercatat Rp15.416 per US$ sampai 29 Desember 2023, atau Rp15.255 per US$ dalam perhitungan tahun berjalan (year-to-date/ytd). Angka ini jauh lebih lemah dari target pemerintah yang berada di level Rp14.800.

Realisasi lifting minyak dan gas (migas) juga tercatat lebih rendah dari target pemerintah. Sampai November 2023, lifting minyak hanya 606,7 rbph dan lifting gas sebesar 958,8 rbsmph. Kinerja keduanya lebih rendah dari target yang masing-masing 660,7 rbph dan 1.100 rbsmph.