Logo Bloomberg Technoz

Tebalnya Wajah Politik Dinasti di Pemilu 2024

Pramesti Regita Cindy
22 December 2023 00:10

Petugas memeriksa kotak suara pemilu 2024 KPU di GOR Makasar, Jakarta Timur, Selasa (19/12/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Petugas memeriksa kotak suara pemilu 2024 KPU di GOR Makasar, Jakarta Timur, Selasa (19/12/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kelindan anggota keluarga pemangku kepentingan negara dan pimpinan parpol masih menjadi pemandangan mafhum di Pemilu 2024. Apalagi merujuk daftar calon tetap (DCT) calon anggota legislatif (caleg). Tak pelak, masih banyak anggota keluarga ketum partai politik (parpol) hingga pejabat negara level elite bertengger di sana.

Politik dinasti masih terjadi karena memang tak ada aturan umum yang melarangnya. Namun sayangnya apabila ada calon dimajukan dengan cara melabrak aturan maupun sistem. Belum lagi sebagai bukti kegagalan kaderisasi partai politik (parpol).

Banyak caleg ibarat karbitan, tiba-tiba muncul bagai jamur di musim hujan, hanya lantaran punya koneksi dengan orang penting di parpol.

"Saya kira proses pengkaderan memang tidak jalan. Begitu juga dengan rekrutmen untuk para caleg, di mana parpol merekrut secara instan tanpa melalui proses kaderisasi. Banyak parpol juga dalam pencalegan diisi oleh family-nya sehingga terjadi politik dinasti di banyak parpol," kata pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Lili Romli pada saat dihubungi Kamis petang (21/12/2023).

Lili mengakui, memang dalam politik, anggota keluarga dan lingkaran jaringannya bisa sama-sama terjun dan tak ada aturan yang melarang tersebut. Namun yang menjadi soal adalah apabila seseorang karena koneksi bisa masuk lewat jalur cepat. Padahal biasanya sudah ada aturan di parpol sendiri. Parahnya, jika orang-orang yang kemudian akan menjadi legislastor tak punya kapasitas yang mumpuni.