Logo Bloomberg Technoz

Supaya Investor Asing Tertarik, Bunga Obligasi Mestinya 7,5%

Ruisa Khoiriyah
09 November 2023 10:00

Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi pasar obligasi (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Surat utang terbitan pemerintah Indonesia tidak lagi menjadi primadona para pemodal global di pasar negara berkembang. Imbal hasil yang hanya berjarak tak sampai 250 basis poin (bps) membuat pamor Surat Berharga Negara (SBN) semakin tersisih, seiring kian banyak pilihan obligasi negara yang memberikan imbal hasil lebih menarik bagi pemodal global.

Animo pemodal asing mungkin akan kembali deras ke pasar domestik bila selisih imbal hasil itu balik lagi ke kisaran 300-350 bps yang dianggap kompetitif. 

Para analis asing menilai, yield SBN perlu terkerek hingga ke kisaran 7,5% atau naik 80 bps dari posisi saat ini, untuk bisa menarik lagi minat pemodal global masuk lebih besar, menurut analisis dari JPMorgan Asset Management dan First Sentier Investors seperti dilansir dari Bloomberg News.

Dengan kini yield SBN 10 tahun ada di kisaran 6,78% sedangkan yield Treasury, surat utang Amerika Serikat (AS), ada di 4,5%, selisih dua surat utang tinggal 228 bps. 

Selisih itu jauh lebih sempit dibandingkan yield spread surat utang India yang saat ini berjarak 279 bps, atau surat utang negara berkembang di kawasan Amerika Latin seperti Meksiko yang mencatat selisih hingga 517 bps, atau Kolombia sebesar 645 bps. Sedangkan Brasil, spread-nya juga tidak lebar hanya 217 bps.