Logo Bloomberg Technoz

Tenggat Ketat Menjinakkan Harga Pangan Jelang Ramadan

Krizia Putri Kinanti
20 February 2023 13:44

Barang bukti penyimpangan distribusi Cadangan Beras Pemerintah atau beras Bulog di Polda Banten Jumat (10/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)
Barang bukti penyimpangan distribusi Cadangan Beras Pemerintah atau beras Bulog di Polda Banten Jumat (10/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Rezha Hadyan)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Berbanding lurus dengan kian dekatnya periode Ramadan mulai medio Maret tahun ini, pemerintah mulai memperketat barisan untuk menstabilkan stok dan harga pangan yang secara siklus kerap mengalami turbulensi pada bulan puasa. 

Sejauh ini, memang, pemerintah menggarisbawahi belum ada ancaman yang berarti terhadap tekanan inflasi harga pangan. 

Hal itu tecermin dari realisasi inflasi Indonesia yang relatif lebih baik di level tahunan 5,28% pada Januari 2023, jauh di bawah rerata negara di Eropa yang tingkat inflasinya menembus di atas 9% pada periode yang sama. 

Di Amerika Serikat (AS), tingkat inflasi juga menyentuh sekitar 8%. Tidak hanya itu, beberapa negara mencatatkan tingkat inflasi yang ekstrem; seperti di Argentina yang meroket ke level di atas 50%.

Dalam [rapat] TPIP [Tim Pengendalian Inflasi Pusat], didiskusikan agenda strategis untuk menghadapi Lebaran, seperti [menjagaa target inflasi] 3%+/- 1%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berpendapat, kendati inflasi di dalam negeri masih terkendali, pemerintah tetap berjaga-jaga untuk menghadapi berbagai risiko lonjakan harga pangan yang mungkin terjadi saat Ramadan dan Idulfitri.