Logo Bloomberg Technoz

BI Ungkap BUMN Borong Valas Besar-besaran Bikin Rupiah Jeblok

Ruisa Khoiriyah
11 October 2023 11:55

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kejatuhan nilai tukar rupiah kemarin hingga menembus rekor pelemahan baru melampaui Rp15.700an, disebut bukan sebagai dampak dari hengkangnya dana asing keluar dari pasar domestik.

Bank Indonesia mengatakan, tekanan yang dihadapi rupiah sebagian adalah karena permintaan valas dari korporasi yang tinggi. Salah satunya adalah dari BUMN besar, kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto, seperti dilansir dari Bloomberg News, Rabu (11/10/2023).

Rupiah terjatuh ke kisaran Rp15.735/US$ pada perdagangan Selasa kemarin. Sementara pagi ini, rupiah terlihat berhasil bangkit dengan menguat 40 bps ke kisaran Rp15.695/US$ sampai pukul 10:40 WIB.

BUMN dengan kebutuhan valas yang paling menonjol sejauh ini adalah PT Pertamina Persero. Kebutuhan valas BUMN sektor minyak dan gas itu saban bulan bisa mencapai lebih dari US$ 2 miliar untuk mengimpor bahan bakar minyak (BBM). 

Lonjakan harga minyak beberapa waktu lalu yang sampai menggiring minyak jenis Brent maupun WTI melampaui US$ 90 per barel, dipastikan akan turut membengkakkan kebutuhan valas Pertamina terlebih bila BUMN besar itu belum mengamankan pasokan sejak Juni atau Juli lalu.