Logo Bloomberg Technoz

Saat RI Euforia Baterai EV, Harga Logam Justru Berguguran

Sultan Ibnu Affan
06 October 2023 11:30

Lembaran tembaga produksi Mopani Copper Mines Plc di Zambia. (Dok. Bloomberg)
Lembaran tembaga produksi Mopani Copper Mines Plc di Zambia. (Dok. Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Tren bearish harga logam industri —mulai dari nikel hingga tembaga— belakangan ini dinilai menjadi disinsentif bagi Indonesia, yang sedang dalam fase euforia pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). 

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menjelaskan, di luar permintaan untuk industri baterai EV, komoditas logam industri sebenarnya sudah memiliki pasarnya sendiri. 

Namun, potensi tambahan permintaan dari sektor EV dan baterainya rupanya belum cukup terbukti ampuh mengatrol harga berbagai komoditas mineral logam penting andalan Indonesia, seperti nikel dan tembaga.

“Memang betul bahwa euforia terhadap industri baterai ini cukup besar, terutama di Indonesia. Terlebih, sudah direncanakan pembangunan beberapa pabrik baterai. Kemudian, salah satu investor utama dari Amerika Serikat –Elon Musk– juga menjajaki kerja sama. Namun, ternyata dia tidak memilih kita. Jadi itu juga saya kira menjadi salah satu variabel penentu,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (6/10/2023).

Perdana Bagi Indonesia, NCKL Memproduksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik: Nikel Sulfat (Dok Perusahaan)

Walakin, Komaidi menilai penurunan harga logam akhir-akhir ini tidak semata dipengaruhi oleh belum optimalnya permintaan dari industri baterai EV. Serapan dari sektor industri lain –yang biasa mengonsumsi logam dalam jumlah besar– pun sedang dalam fase melembam.