Bloomberg News - Claire Jiao, Grace Sihombing dan Matthew Burgess

Bloomberg - Selisih tingkat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Indonesia dibandingkan surat utang Amerika Serikat kini berada di level rekor tersempit sepanjang masa. Akan tetapi para pemodal global terlihat mengabaikannya dengan lebih memperhatikan capaian inflasi Indonesia yang sudah teredam dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Yield US Treasury tenor dua tahun dengan tingkat imbal hasil surat utang terbitan pemerintah RI tenor yang sama mencatat penurunan selisih di bawah 100 bps bulan lalu, menjadi rekor level terendah sejak data terekam mulai 2003. 

Data Bloomberg mencatat, pada 30 Juni selisihnya tinggal 96 bps. Sedangkan saat ini per 27 Juli selisihnya masih di dekat level terendah 106 bps.

Penyebab penyempitan tersebut tak lain karena kebijakan Federal Reserve yang terus mengerek bunga acuan ketika Bank Indonesia telah mengakhiri siklus pengetatan moneter sejak Januari lalu. Hal tersebut pada akhirnya menempatkan dua surat utang negara berada di jalur paritas yang belum pernah terjadi sebelumnya apabila The Fed benar-benar akan menaikkan bunga lagi pada September nanti.