"Fundamental tetap menjadi penarik yang positif bagi surat utang pemerintah Indonesia," kata Edwin Gutierrez, Head of Emerging Market Soverign Debt abdrn Plc.
Tekanan harga di Indonesia atau inflaso sudah melandai dengan transaksi berjalan masih terjaga surplus ditambah pertumbuhan ekonomi yang memperlihatkan percepatan pada kuartal II-2023, imbuhnya.
Gutierrez mempertahankan posisi beli (long) untuk surat utang RI tanpa rencana untuk menambah kepemilikan setelah reli karena "ekspektasi untuk capital gain lebih lanjut mungkin perlu diredam".
Selisih imbal hasil investasi masih akan menempatkan rupiah dalam risiko. Pembalikan modal asing bisa menaikkan tekanan pada nilai tukar rupiah ketika Bank Indonesia relatif memiliki ruang kebijakan yang terbatas, juga ketika ekspor telah menurun dalam tiga bulan berturut-turut selama rentang 6 bulan terakhir.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo telah menekankan beberapa waktu lalu bahwa Indonesia tidak memiliki kebutuhan untuk mengikuti langkah the Fed yang melanjutkan pengetatan moneter, sembari menggarisbawahi outlook pertumbuhan kredit dan investasi yang relatif lebih lemah.
Alih-alih, BI akan melanjutkan penjagaan rupiah melalui intervensi pasar dan twist operation yaitu menjual SBN jangka pendek dan menambah SBN tenor panjang untuk menurunkan yield dan menarik modal asing masuk.
"Obat kami bukan bunga acuan. Obatnya adalah menstabilkan nilai tukar rupiah [melalui intervensi]. Itu yang akan terus kami lakukan," jelas Perry.
Rupiah sudah melemah sejak Mei ketika The Fed berbalik kembali hawkish dan memangkas selera investasi para pemodal global di pasar surat utang RI. Nilai rupiah sempat terjatuh di level terendah dalam tiga bulan di Rp15.195/US$ pada 10 Juli lalu sebelum akhirnya kini kembali berbalik menguat.
Bank Indonesia menempatkan dirinya dalam titik yang sempit sebagai salah satu negara di Asia yang mengakhiri siklus pengetatan moneter sejak Januari, menurut catatan ekonom Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto.
Kepiawaian bank sentral menjangkar nilai tukar rupiah akan banyak terbantu oleh aturan baru yang mewajibkan para eksportir menempatkan dana valas mereka minimal 30% selama tiga bulan di sistem perbankan dalam negeri.
Pemerintah memperkirakan aturan baru itu bisa menambah nilai cadangan devisa RI ke kisaran lebih dari US$300 miliar.
"Bank Indonesia telah eksplisit dalam strateginya memanfaatkan cadangan devisa ketimbang bunga acuan untuk mempertahankan nilai tukar rupiah dan mereka memiliki amunisi yang cukup untuk melakukannya. Ini mengirimkan pesan [pada pasar] 'jangan melawan bank sentral' yang jelas yang sebaiknya diperhatikan oleh pedagang valas," kata Satria Sambijantoro, ekonom Bahana Sekuritas.
(bbn)






























