Logo Bloomberg Technoz

Penjualan EV Dunia Capai USD 1 T, Produsen Mobil Was-was

News
15 February 2023 15:08

Ilustrasi Pabrik Mobil Listrik (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Pabrik Mobil Listrik (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) semakin diminati di dunia. Menurut laporan terkini dari BloombergNEF, pengeluaran tahunan masyarakat dunia untuk EV mencapai 388 miliar dolar AS (Rp5,8 kuadriliun) pada tahun 2022, naik 53% dari tahun 2021.

Mengutip Bloomberg News, pada tahun 2022, nilai total kendaraan listrik yang dijual hingga saat ini telah melampaui 1 triliun dolar AS (Rp 15 kuadriliun). Apabila produsen mobil tidak memiliki strategi EV yang layak, mereka kehilangan peluang untuk meraih pendapatan triliunan dolar selama dekade terakhir.

Namun demikian, meski angka itu mungkin terdengar besar, penjualan mobil global sendiri bernilai sekitar 2,5 triliun dolar AS (Rp38 kuadriliun) per tahun. Jadi selama 10 tahun terakhir sejak kemunculan EV pertama kali, nilai total penjualan mobil kira-kira mencapai 25 triliun dolar AS (Rp379 kuadriliun). Dilihat dari konteks tersebut, nilai kumulatif penjualan EV tahun 2022 relatif sedang. Keuntungan total dari EV juga terbilang rendah.

Lonjakan Pengeluaran untuk Kendaraan Listrik. (Sumber: BloombergNEF)

Meski begitu, pertumbuhan ini tetap penting, dan hampir 60% dari total pengeluaran EV terjadi hanya dalam 18 bulan terakhir. Tahun ini pun tampaknya akan mencatatkan rekor baru, dengan penjualan EV penumpang yang diperkirakan akan melebihi 500 miliar dolar AS (Rp7,5 kuadriliun). Penjualan EV kini telah menjadi bagian dari penjualan mobil global yang sangat nyata dan cepat.

Produsen mobil biasanya beroperasi pada siklus produk yang panjang. Meskipun industri terlihat sering mengeluarkan produk baru, kenyataannya banyak yang hanya merupakan pembaruan kosmetik untuk model yang sudah ada (dalam istilah industri disebut facelift). Platform kendaraan menjadi salah satu kunci penting untuk memahami siklus produk dan tahapan selanjutnya.

Produsen mobil bervolume tinggi mengembangkan platform baru yang menopang kendaraan setiap 6-10 tahun. Platform itu membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan dan menelan biaya miliaran dolar.

Siklus pengembangan yang panjang juga menandakan jika produsen mobil membuat kesalahan, mereka tak akan langsung menyadari dampak dari kesalahan sepenuhnya. Beberapa produsen mobil akan menyadari bahwa mereka telah membuat keputusan yang salah saat penjualan EV telah mencapai tingkat triliunan dolar.

Kita ambil contoh dari para produsen mobil Jepang. Pada tahun 2022, tidak ada merek Jepang yang masuk dalam 10 merek EV teratas berdasarkan volume, dan penjualan EV mereka juga kurang dari 5% secara global. Hal ini tak jadi masalah pada tahun 2019 saat penjualan kendaraan plug-in hanya 2,6% dari penjualan mobil global. Namun, ini jadi mengkhawatirkan jika kemungkinan penjualan tahun 2023 mendekati 18%.

Kasus di China bahkan lebih ekstrim, di mana penjualan EV kemungkinan akan mencapai lebih dari 30% pada 2022, naik dari 5% pada 2019. Ini adalah perubahan besar dalam siklus normal produksi platform kendaraan. Pangsa pasar pembuat mobil Jepang di China kini mulai merosot ke 21% dari penjualan kendaraan baru tahun 2022 dari 25% di tahun 2020.

Kini para pembuat mobil Jepang mulai khawatir dengan Honda yang tengah memperbaiki strategi EV-nya dan Toyota menetapkan manajemen baru yang mengubah arah strategi EV-nya.

Toyota sendiri mengatakan tidak akan memproduksi EV baru hingga 2027 mengingat perubahan strategi akan memakan waktu yang lama. Meskipun target dapat dipercepat, tapi ini merefleksikan bagaimana produsen mobil tradisional beroperasi kini.

Toyota masih bisa berhasil. Perusahaan itu telah menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi selama 85 tahun sejarahnya. Tetapi poinnya adalah, siklus kendaraan berikutnya sangat penting untuk membalikkan keadaan. Akan ada konsekuensi yang mengerikan jika sasaran sampai meleset. 

Pembuat mobil lainnya juga menghadapi situasi yang sama.

Meningkatnya penjualan EV juga menjadi tantangan tersendiri. Bahkan setelah mencapai pertumbuhan yang fenomenal akhir-akhir ini, hanya sekitar 3% dari 1,3 miliar pengguna mobil global yang akan menggunakan mobil listrik pada akhir tahun ini. Permintaan yang melonjak juga memberikan tekanan nyata pada rantai pasokan baterai dan infrastruktur pengisian daya publik.

Meski begitu, triliunan dolar pertama yang disorot dalam laporan BNEF menandai awal pertanda pergeseran di sektor otomotif. Selama bertahun-tahun, kendaraan listrik telah menarik perhatian dan antusias para pengamat industri dan tampaknya akan merebut pangsa pasar.

(bbn)