Logo Bloomberg Technoz

Inovasi

Bill Gates Dukung Produksi Kaca Gedung Rendah Emisi

News
10 February 2023 15:03

Sumber: Bloomberg
Sumber: Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sebuah perusahaan produsen kaca yang sebagian didukung oleh Breakthrough Energy Ventures milik Bill Gates mendorong produksi kaca gedung rendah emisi.

Konsep Net Zero Glass milik LuxWall tersebut bekerja kurang lebih seperti botol termos yang menyegel kehangatan kopi pagi. Startup yang berbasis di Ypsilanti, Michigan ini mengatakan desain jendelanya dapat menahan panas empat kali lebih efektif daripada jendela panel tunggal. Ini karena bahan kaca terdiri dari dua panel kaca berlapis vakum. 

Breakthrough Energy dan Prelude Ventures yang merupakan investor awal, baru-baru ini bergabung dengan Khosla Ventures dalam putaran pendanaan Seri A senilai 33 juta dolar AS (Rp500 miliar), dipimpin oleh perusahaan VC 2150 yang menempatkan penilaian startup itu pada 101 juta dolar AS ( Rp1,5 triliun).

Menurut Badan Energi Internasional Amerika Serikat (AS), kaca pada gedung pencakar langit menyumbang 30% dari konsumsi energi global. Hal ini telah mendorong kota-kota seperti New York dan Vancouver untuk mengesahkan undang-undang yang membatasi emisi berkaitan dengan struktur bangunan tersebut.

Scott Thomsen, CEO dan Co-Founder LuxWall mengatakan produk mereka dapat mengurangi emisi karbon bangunan sebesar 35-45%. Ia menerangkan bahwa jendela adalah sumber nomor satu atas hilangnya energi di gedung dan produknya hadir untuk mengatasi masalah tersebut.

Kaca LuxWall tidak dirancang hanya untuk menahan panas. Sama seperti termos tahan panas atau dingin, kaca ini dapat mencegah panas luar ruangan berpindah ke dalam gedung dan menjebak udara di dalamnya sehingga mengurangi biaya mesin pendingin hingga 20%. Sejak diluncurkan pada tahun 2016, LuxWall telah menjual sekitar 2.500 panel kaca dengan pelanggan utamanya gedung perkantoran swasta.

Meski begitu, produk ini memiliki satu kelemahan. Harga jendela LuxWall lebih mahal 20% daripada produk lain di pasaran dengan harga 16-20 dolar AS (Rp242 ribu-300 ribu) per kaki persegi. Menurut Thomsen, harga tersebut seiring waktu akan sepadan dengan penghematan pada tagihan utilitas.

Thomsen, yang sebelumnya memiliki pengalaman 15 tahun di perusahaan kaca global mengatakan para peneliti telah lama bereksperimen dengan kaca berinsulasi. Namun, biaya yang tinggi menghambat produksi dalam skala besar. LuxWall menghadirkan inovasi untuk menurunkan biaya produksi melalui proses produksi rendah panas yang berkelanjutan. Menurut Thomsen, dengan menurunkan suhu sekitar 250C dibandingkan dengan proses lain memungkinkan perusahaan memproduksi 1.200 unit setiap hari.

Untuk saat ini, perusahaannya masih beroperasi pada skala kecil. Luxwall mempekerjakan sekitar tiga lusin orang dan mengoperasikan fasilitas penelitian dan pengembangan seluas 20.000 kaki persegi di Ypsilanti. Dengan adanya putaran pendanaan baru, LuxWall akan membuka pabrik baru di Midwest pada awal 2024.

Meski jendela bukanlah solusi paling mencolok untuk mengatasi krisis iklim, Thomsen percaya bahwa sudah saatnya pasar menghadapi era disrupsi. “Anda bisa bertahan selama 20 hingga 30 tahun di industri kaca di tengah inovasi-inovasi besar,” katanya. Menurutnya, teknologi ini dapat membawa produk jendela ke level yang baru.

(bbn)