Narasumber Berkelas di Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024
Andrean Kristianto
08 February 2024 09:35
Bloomberg Technoz mengadakan forum diskusi ‘Economic Outlook 2024’ dengan tema ‘Indonesian Economy in the midst of Global Downturn’.
Pembicara yang hadir di antaranya Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Selain itu Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih juga turut hadir dalam acara ini. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Diskusi dibagi menjadi dua panel, yang pertama bertema ‘Challenges in Sustaining Economic Growth 2024’. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
CEO & Presdir Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Afifa menjadi pembicara dalam diskusi panel pertama. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi juga menjadi salah satun pembicara dalam diskusi panel. Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Executive Director JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan, perekonomian Indonesia masih cukup stabil meski perekonomian dunia mulai goyah.
Senior Economist World Bank, Indira Maulani Hapsari menyebut Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI di angka 4,9% di bawah Bank Indonesia.
CEO Schroder Investment Indonesia Michael Tjoajadi menilai sektor industri yang memiliki kans ekspansi hingga 2025 didominasi oleh perbankan.
BTN optimistis penggabungan usaha antara BTN Syariah dan PT Bank Muamalat Indonesia akan rampung pada April 2024.
Economic Outlook 2024 kali ini akan mempertemukan para pembuat kebijakan, pelaku pasar, pebisnis hingga analis. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri mewanti-wanti gejolak ekonomi tahun ini akan lebih disebabkan faktor internal (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Peneliti Senior BRIN Lili Romli menyoroti banyak isu krusial yang harus diwanti-wanti berkaitan Pilpres 2024.(Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Dalam panel kedua juga turut hadir Plh Ketum Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Senior Economist UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja memaparkan 3 isu krusial yang akan menjadi tugas berat Presiden selanjutnya.
Olly Prayudi mengatakan, ada tiga hal yang perlu diperbaiki untuk membuat iklim bisnis di Indonesia lebih kondusif. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristia
Ketua Bidang ESDM BPP HIPMI, Elia Nelson Kumaat mengatakan Indonesia memiliki banyak ‘senjata’ yang bisa digunakan jika mengalami krisis.
Forum diskusi ‘Economic Outlook 2024’ kali ini memiliki tema ‘Indonesian Economy in the midst of Global Downturn’.
Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024
Bloomberg Technoz, Jakarta - Bloomberg Technoz, media ekonomi dan bisnis yang berkolaborasi dengan Bloomberg Media mengadakan forum diskusi ‘Economic Outlook 2024’ dengan tema ‘Indonesian Economy in the midst of Global Downturn’.
Economic Outlook 2024 kali ini akan mempertemukan para pembuat kebijakan, pelaku pasar, pebisnis hingga analis dari berbagai perusahaan internasional dan dalam negeri.
Baca Juga
Diskusi dibagi menjadi dua panel, yang pertama bertema ‘Challenges in Sustaining Economic Growth 2024’ dan panel kedua akan membahas ‘New Government: Political and Economic Directions after the Election’.
Pembicara yang hadir di antaranya Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih.
‘Economic Outlook 2024’ juga menghadirkan pembicara lainnya seperti CEO Citi Indonesia Batara Sianturi, CEO Schroders Indonesia Michael Tjoajadi, Senior Economist World Bank Indira Maulani Hapsari, Executive Director JP Morgan Indonesia Henry Wibowo, Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu, Ekonom Senior INDEF Faisal Basri, CEO & President Director Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa, Head of Indonesia Corporates Fitch Ratings Olly Prayudi, Peneliti Senior BRIN Lili Romli, Senior Economist UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja, Plh Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan dan Ketua Bidang ESDM & LHK - BPP HIPMI, Elia Nelson C. Kumaat.
Acara ini dipersembahkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI), Bank KB Bukopin, PT Mayora Indah Tbk (Mayora), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT. Bank Mayapada Internasional Tbk., PT Bank Central Asia Tbk (Bank BCA), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk, MIND ID.
(red)
