Logo Bloomberg Technoz

Penampakan Tumpukan Uang Senilai Rp1,3 T dari Kasus Korupsi CPO

Andrean Kristianto
02 July 2025 16:55

Konfrensi pers penyitaan uang hasil tindak pidana korupsi pemberian fasilitas CPO di Kejagung, Rabu (2/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Konfrensi pers penyitaan uang hasil tindak pidana korupsi pemberian fasilitas CPO di Kejagung, Rabu (2/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kejaksaan Agung menyita uang sebesar Rp1.374.892.735.527,46 terkait kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO).

Kejaksaan Agung menyita uang sebesar Rp1.374.892.735.527,46 terkait kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO).

Uang tersebut seluruhnya berada dalam rekening penampungan lainnya yaitu LPL Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, pada bank BRI.

Uang tersebut seluruhnya berada dalam rekening penampungan lainnya yaitu LPL Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, pada bank BRI.

Dalam kasus ini, 7 perusahaan dari Musim Mas Grup dan 5 perusahaan dari Permata Hijau Grup telah tersangka. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Dalam kasus ini, 7 perusahaan dari Musim Mas Grup dan 5 perusahaan dari Permata Hijau Grup telah tersangka. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain Musim Mas dan Permata Hijau Grup, Kejaksaan juga telah menerima uang tunai sebesar Rp11,8 triliun. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain Musim Mas dan Permata Hijau Grup, Kejaksaan juga telah menerima uang tunai sebesar Rp11,8 triliun. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kejagung mendapat persetujuan dari PN Jakarta Pusat untuk melakukan penyitaan uang dari para terpidana tersebut (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kejagung mendapat persetujuan dari PN Jakarta Pusat untuk melakukan penyitaan uang dari para terpidana tersebut (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Konfrensi pers penyitaan uang hasil tindak pidana korupsi pemberian fasilitas CPO di Kejagung, Rabu (2/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Kejaksaan Agung menyita uang sebesar Rp1.374.892.735.527,46 terkait kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO).
Uang tersebut seluruhnya berada dalam rekening penampungan lainnya yaitu LPL Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, pada bank BRI.
Dalam kasus ini, 7 perusahaan dari Musim Mas Grup dan 5 perusahaan dari Permata Hijau Grup telah tersangka. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Selain Musim Mas dan Permata Hijau Grup, Kejaksaan juga telah menerima uang tunai sebesar Rp11,8 triliun. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Kejagung mendapat persetujuan dari PN Jakarta Pusat untuk melakukan penyitaan uang dari para terpidana tersebut (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) menampakkan tumpukan uang tunai senilai Rp1,3 triliun yang disita dari dua grup perusahaan dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi crude palm oil (CPO) dan turunannya, yaitu Musim Mas Grup dan Permata Hijau Grup.

Dalam kasus ini, tujuh perusahaan dari Musim Mas Grup dan lima perusahaan dari Permata Hijau Grup telah berstatus tersangka.

Akan tetapi, Direktur Penuntutan Jampidsus, Sutikno mengatakan, uang tunai tersebut hanya berasal dari enam perusahaan di antaranya atau masih ada enam perusahaan lain yang belum mengembalikan uang kerugian negara kepada Korps Adhyaksa.

"Jadi dari 12 perusahaan tadi, ada enam perusahaan yang sudah melakukan penitipan uang pengganti untuk kerugian negara," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (2/7/2025).

Secara rinci, kata dia, satu perusahaan dari Musim Mas Grup, PT Musim Mas, telah menyetor uang senilai Rp1,1 triliun. Sementara sisanya, sekitar Rp186,4 miliar berasal dari lima perusahaan Permata Hijau Grup, yaitu PT Nagamas Palm Oil Lestari, PT Pelita Agung Agri Industri, PT Nubika Jaya, PT Permata Hijau Palm Oil, dan PT Permata Hijau Sawit.

"Seluruhnya berada dalam rekening penampungan lainnya, yaitu LPL Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, pada Bank BRI," ujar dia.

Selain Musim Mas dan Permata Hijau Grup, Kejagung juga telah menerima uang tunai sebesar Rp11,8 triliun dari lima perusahaan yang terafiliasi dengan Wilmar Group, yakni PT Multimas Nabati Asahan, PT Multinabati Sulawesi, PT Sinar Alam Permai, PT Wilmar Bioenergi Indonesia, dan PT Wilmar Nabati Indonesia.

(azr)