Mayapada Hospital Ingatkan Golfer Waspadai Nyeri Sendi

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mengawali tahun dengan kembali ke lapangan golf menjadi momen yang dinantikan banyak active golfer. Setelah masa liburan, bermain golf kerap dipilih sebagai cara untuk menyegarkan pikiran sekaligus kembali beraktivitas secara fisik. Meski terlihat santai, olahraga ini tetap membutuhkan kesiapan tubuh agar manfaat yang diperoleh tidak berubah menjadi risiko cedera.
Golf sering dikategorikan sebagai olahraga low impact. Namun, di balik gerakannya yang terkesan ringan, terdapat tuntutan fisik yang cukup kompleks. Aktivitas swing, rotasi tubuh, tumpuan kaki, hingga koordinasi sendi dilakukan berulang dalam durasi yang tidak singkat. Kondisi inilah yang berpotensi memicu keluhan jika tubuh belum siap sepenuhnya.
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Mayapada Hospital Kuningan, dr. Jafri Hasan, Sp.OT, Subsp.CO (K), mengingatkan bahwa keluhan nyeri sendi kerap muncul ketika tubuh kembali dipacu beraktivitas setelah periode istirahat lebih panjang. Adaptasi tubuh menjadi faktor penting yang kerap diabaikan para golfer.
“Memasuki awal tahun, tubuh perlu beradaptasi kembali dengan peningkatan aktivitas fisik, termasuk olahraga seperti golf yang melibatkan gerakan rotasi, tumpuan kaki, dan koordinasi sendi. Jika tidak diimbangi persiapan yang tepat, otot dan sendi akan lebih mudah mengalami ketegangan,” jelasnya.
Menurut dr. Jafri, meskipun golf tidak memberikan benturan keras seperti olahraga kontak, gerakan berulang tetap memberi tekanan pada sendi. Jika dilakukan dalam waktu lama atau ketika kondisi fisik belum optimal, sejumlah area tubuh menjadi lebih rentan mengalami keluhan.
Bagian punggung bawah, pinggul, lutut, hingga pergelangan tangan disebut sebagai area yang paling sering terdampak. Keluhan dapat berupa rasa pegal, kaku, hingga nyeri yang mengganggu performa bermain. Dalam jangka panjang, kondisi ini berisiko menurunkan kualitas aktivitas olahraga.
Untuk meminimalkan risiko tersebut, persiapan fisik menjadi langkah awal yang penting. Peregangan ringan sebelum bermain golf maupun di sela permainan dianjurkan untuk menjaga fleksibilitas otot dan sendi. Idealnya, peregangan dilakukan secara berkala setiap dua hingga tiga jam.
Gerakan sederhana seperti meluruskan kaki, memutar pergelangan kaki, dan menggerakkan bahu dinilai efektif membantu mengurangi kekakuan otot. Selain itu, peregangan juga berperan menjaga aliran darah tetap lancar selama aktivitas berlangsung.
Selain kesiapan otot, postur tubuh saat melakukan swing turut menjadi perhatian. Posisi tubuh yang stabil dengan sedikit kemiringan ke depan, lutut dalam kondisi rileks, serta rotasi yang terkontrol dapat membantu mengurangi beban berlebih pada sendi. Teknik yang tepat bukan hanya meningkatkan performa, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh.
Sejalan dengan itu, dokter spesialis kedokteran olahraga Mayapada Hospital Kuningan, dr. Zeth Boroh, Sp.KO, menekankan pentingnya mengenali batas kemampuan tubuh. Menurutnya, memaksakan diri justru dapat meningkatkan risiko cedera, terutama pada olahraga yang melibatkan gerakan berulang seperti golf.
“Beristirahat sejenak, menjaga posisi tubuh yang benar, serta melakukan peregangan ringan secara rutin dapat membantu mencegah cedera, terutama saat melakukan aktivitas fisik seperti bermain golf yang menuntut kerja sendi secara berulang,” ujarnya.
Kesadaran untuk berhenti sejenak dan memberi waktu pemulihan pada tubuh menjadi bagian penting dalam menjaga kebugaran. Istirahat singkat di sela permainan membantu tubuh kembali rileks dan mencegah akumulasi ketegangan pada otot dan sendi.
Sebagai bentuk komitmen terhadap dunia olahraga, Mayapada Hospital juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan golf. Salah satunya dengan dipercaya sebagai Official Medical Partner Bloomberg Technoz Year End Executive Golf Tournament 2025 yang digelar pada 19 Desember 2025 di Sentul Highlands Golf, Bogor.
Dalam ajang tersebut, Mayapada Hospital menyediakan dukungan medis menyeluruh bagi para peserta. Tim medis disiagakan lengkap dengan layanan sports physiotherapy dan ambulans siaga untuk memastikan keamanan dan kenyamanan selama turnamen berlangsung.
Tidak hanya layanan darurat, berbagai pemeriksaan kesehatan pendukung juga disediakan bagi para golfer. Layanan tersebut mencakup pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, skrining risiko diabetes berbasis kecerdasan buatan, hingga analisis kekuatan dan genggaman tangan melalui strength pull and grip analysis.
Selain itu, peserta juga dapat melakukan pemeriksaan postur tubuh atau postural screening serta pengukuran indeks massa tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan membantu golfer memahami kondisi fisik mereka secara lebih menyeluruh dan mendorong gaya hidup aktif yang lebih sehat.
Sejalan dengan upaya tersebut, Mayapada Hospital melalui Sports Injury Treatment & Performance Center atau SITPEC menghadirkan layanan komprehensif bagi masyarakat yang ingin menjaga kebugaran dan performa fisik. Layanan ini mencakup skrining, pencegahan, hingga penanganan cedera olahraga.
SITPEC juga mendukung peningkatan performa aktivitas fisik dengan fasilitas lengkap seperti gym khusus, VO2 Max testing, serta Body Composition Analysis. Pendekatan ini memungkinkan penanganan yang lebih personal sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut seputar layanan kesehatan, Mayapada Hospital menyediakan aplikasi MyCare. Melalui fitur Health Articles & Tips, pengguna dapat mengakses berbagai artikel kesehatan yang relevan dengan gaya hidup aktif.
Aplikasi ini juga dilengkapi fitur Personal Health untuk memantau kebugaran harian, mulai dari langkah kaki, detak jantung, kalori terbakar, hingga Body Mass Index. Dengan dukungan teknologi ini, masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Melalui edukasi, layanan medis, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan olahraga, Mayapada Hospital menegaskan perannya sebagai mitra kesehatan bagi para golfer dan masyarakat luas. Pesannya jelas, olahraga tetap menyehatkan jika dilakukan dengan persiapan, teknik, dan kesadaran akan batas kemampuan tubuh.


































