Logo Bloomberg Technoz

Panen Raya Maju ke Februari, Pemerintah Monitor Harga Beras

Muhammad Fikri
29 December 2025 18:20

Menko Pangan, Zulkifli Hasan usai Rakor Penanggulangan KLB pada Program MBG di Kemenkes, Kamis (2/10/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Menko Pangan, Zulkifli Hasan usai Rakor Penanggulangan KLB pada Program MBG di Kemenkes, Kamis (2/10/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah bersiap menghadapi pergeseran siklus produksi pangan setelah data menunjukkan panen raya tahun depan akan terjadi lebih awal pada Februari 2026. Pergeseran ini memicu langkah mitigasi agresif guna menyerap surplus produksi agar harga di tingkat petani tidak tertekan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa siklus panen raya yang biasanya jatuh pada periode Maret hingga Mei, diprediksi akan dimulai lebih cepat. Kondisi ini menuntut kesiapan kapasitas gudang dan kecepatan penyerapan oleh negara.

"Produksi akan lebih tinggi tahun depan daripada tahun ini. Yang biasanya itu Maret, April, Mei baru panen raya, ini mungkin Februari sudah panen raya. Jadi harus kita siap, kalau tidak nanti harganya bisa jatuh lagi," ujar Zulkifli usai rapat koordinasi penetapan cadangan pangan di Jakarta, Senin (29/12/2025).


Guna membentengi harga saat banjir pasokan terjadi, pemerintah secara resmi menetapkan kenaikan signifikan pada target cadangan pangan nasional 2026. Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dinaikkan dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton.

Tak hanya beras, target cadangan jagung juga melonjak drastis dari 300.000 ton menjadi 1 juta ton. Langkah ini diambil untuk menyeimbangkan potensi melimpahnya produksi dengan kebutuhan pakan ternak yang diprediksi meroket akibat dimulainya program Makan Bergizi Gratis (MBG).