“Kami menaikkan JSMR menjadi overweight (dari netral) dengan target harga saham di kisaran Rp 5.175 pada Desember 2026,” tegas riset JPMorgan.
Pada perdagangan sebelum libur Hari Natal, harga saham JSMR ada di Rp 3.380. Artinya, JPMorgan memandang potensi cuan dari saham JSMR bisa mencapai 53,11%.
Selain itu, sentimen positif lainnya bagi JSMR adalah ruang pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia (BI). Dalam beberapa Rapat Dewan Gubernur (RDG), MH Thamrin selalu menyebut ruang penurunan suku bunga acuan masih terbuka.
“Kami memperkirakan BI Rate bisa turun 50 basis poin (bps) sampai kuartal I-2026. Secara historis, kenaikan saham JSMR cenderung lebih agresif dibandingkan penurunan BI Rate,” imbuh riset JPMorgan.
Konsensus Bloomberg
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dari 19 institusi juga terpantau masih bullish terhadap JSMR. Hampir seluruh institusi menyarankan beli (buy).
Dari 19 institusi, sebanyak 17 (89,47%) merekomendasikan beli saham JSMR. Hanya dua (10,52%) yang memberi rekomendasi tahan alias hold dan tidak ada yang menyarankan jual atau sell.
Konsensus Bloomberg menghasilkan target harga saham JSMR dalam 12 bulan ke depan adalah Rp 5.037,67. Jadi, ada potensi kenaikan 49,04% dari posisi akhir perdagangan pekan lalu.
Bahkan ada beberapa institusi yang memasang target harga saham JSMR bisa tembus Rp 6.000 dalam setahun ke depan. Mereka adalah Maybank Investment (Rp 6.000) dan UBS (Rp 6.200).
(red)





























