Di saat yang sama, persiapan pembangunan Hunian Tetap juga dilakukan untuk warga yang pemukimannya harus direlokasi, termasuk Hunian Tetap mandiri yang dibangun di lahan milik warga.
Kedua, terkait konektivitas dan transportasi, secara keseluruhan, dari 81 ruas jalan nasional yang terdampak di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, sebanyak 72 ruas atau hampir 90% sudah kembali berfungsi. Sementara itu, 9 ruas lainnya, masih dalam penanganan, dan terus dipercepat pengerjaannya, agar konektivitas, distribusi logistik, dan akses layanan darurat tetap terjaga.
Ketiga, terkait pemulihan layanan kesehatan dasar. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dengan dibantu bersama warga, relawan, dan juga TNI/Polri, terus mempercepat pemulihan Rumah Sakit Pemerintah di wilayah terdampak serta layanan di Puskesmas.
Seluruh Rumah Sakit Pemerintah sudah beroperasi, sebagian kecil belum maksimal, serta ratusan puskesmas telah aktif kembali dan terus ditingkatkan layanannya. Ratusan dokter relawan ke lapangan sangat membantu penyediaan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Keempat, terkait distribusi bantuan, di mana berbagai upaya, baik jalan darat maupun udara, terus dikerahkan untuk menjangkau desa-desa yang masih terisolir.
Di beberapa wilayah, seperti di Aceh Tengah dan Bener Meriah, para petugas, khususnya Babinsa, Babikamtibnas dan para relawan, harus menggunakan sepeda motor trail untuk mendistribusikan bahan makanan, BBM dan LPG, serta kebutuhan lainnya.
Di Aceh sebanyak 65% sekolah telah disiapkan beroperasi kembali melalui pembersihan, dan revitalisasi fasilitas. Untuk Sumatra Utara dan Sumatra Barat, tingkat kesiapan operasionalitas sekolah sudah mendekati 90%.
“Pemerintah terus berkomitmen memulai proses belajar mengajar formal kembali pada Januari 2026,” pungkasnya.
(ain)




























