Logo Bloomberg Technoz

"Belum, belum. Kan itu APNI. Dikit lagi [akan diputuskan dan diumumkan]," ujar Tri. "Kita sesuaikan. Jangan terlalu oversupply-lah."

Lebih lanjut, Tri juga tak khawatir impor bijih nikel meningkat pada tahun depan karena Indonesia memangkas produksi bijih. Dia menilai hal tersebut sebagai bukti bahwa hilirisasi nikel di Indonesia berjalan dengan baik.

Akan tetapi, dia memastikan impor tersebut tidak naik secara signifikan, sehingga smelter nikel tetap bisa mengoptimalkan pasokan dari bijih domestik.

"Kalau impor, saya rasa enggak ada masalah, berarti membuktikan bahwa hilirisasi kita ada," ucap Tri.

Sebelumnya, Sekretaris Umum APNI Meidy Katrin Lengkey menjelaskan rencana produksi bijih mentah tersebut ditetapkan lebih rendah dibandingkan dengan tahun ini demi menjaga harga nikel tidak makin turun.

"Rencana pemerintah gitu [produksi bijih nikel dalam RKAB 2026 sebanyak 250 juta ton]. Rencana ya. Namun, kan saya enggak tahu realisasinya," kata Meidy ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (16/12/2025).

Meidy menambahkan bahwa pemerintah juga berencana merevisi formula harga patokan mineral (HPM) nikel, selain memangkas produksi. Dengan begitu, harga bijih nikel di Tanah Air diharapkan dapat kembali menguat.

"Formulasinya sekali lagi saya mungkin belum bisa sampaikan karena menjadi kerahasiaan kita dengan [Ditjen] Minerba," ujar Meidy.

Menurut data APNI, saat ini terdapat 120 proyek smelter pirometalurgi di Indonesia yang membutuhkan total 584,9 juta ton bijih nikel. Sementara proyek hidrometalurgi hanya sebanyak 27 dengan kebutuhan total 150,3 juta ton bijih nikel.

Dengan demikian, total proyek smelter nikel di Indonesia mencapai 147 proyek dengan estimasi total kebutuhan bijih 735,2 juta ton. RKAB nikel yang disetujui untuk 2025 diketahui mencapai 300-an juta ton.

Pemerintah mencatat kapasitas produksi olahan nikel domestik meningkat menjadi 36,96 juta ton per tahun sepanjang semester I-2025.

Selain itu, pemerintah mencatat sebanyak 55 industri pirometalurgi telah beroperasi dan menghasilkan nikel kelas 2, seperti NPI, FENI dan nickel matte, di mana enam di antaranya telah memproduksi stainless steel slab/coil.

Sebanyak tujuh industri hidrometalurgi dikabarkan telah mampu menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP) dari bijih nikel kadar rendah.

Sementara menurut catatan Kementerian ESDM, total cadangan bijih nikel mencapai 5,32 miliar ton dan cadangan logam nikel 56,11 juta ton per 2024, di mana Maluku Utara menjadi provinsi dengan jumlah cadangan yang paling banyak. Rinciannya, 60% merupakan cadangan saprolit dan 40% limonit.

Total sumber daya bijih nikel sendiri menembus 18,55 miliar ton dan total sumber daya logam nikel sebesar 184,6 juta ton.

(azr/ros)

No more pages