Logo Bloomberg Technoz

Laporan yang sempat tertunda ini menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap menjaga momentumnya hingga pertengahan tahun. Hal ini terjadi saat konsumen terus berbelanja dan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang paling memberatkan mulai ditarik kembali.

Meski government shutdown diperkirakan bakal membebani pertumbuhan kuartal keempat, para ekonom memprediksi pemulihan moderat pada 2026. Optimisme ini muncul seiring adanya pengembalian pajak (tax refund) bagi rumah tangga serta antisipasi putusan Mahkamah Agung yang mungkin akan membatalkan kebijakan tarif global menyeluruh milik Trump.

Proyeksi terbaru Bank Sentarl AS atau Federal Reserve (The Fed) senada dengan sentimen tersebut. Gubernur The Fed Jerome Powell menyebutkan kebijakan fiskal yang suportif, investasi pada pusat data AI, serta konsumsi rumah tangga yang berlanjut sebagai alasan bank sentral memprediksi pertumbuhan yang lebih cepat tahun depan. Para pembuat kebijakan kini hanya memproyeksikan satu kali penurunan suku bunga pada 2026, setelah tiga kali pemotongan berturut-turut pada akhir tahun ini.

Salah satu alasan sebagian pejabat masih berhati-hati untuk memangkas biaya pinjaman lebih jauh adalah karena inflasi tetap berada di atas target 2%. Laporan tersebut menunjukkan ukuran inflasi pilihan The Fed—indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti, tidak termasuk makanan dan energi—naik 2,9% pada kuartal ketiga. BEA belum menjadwalkan ulang rilis data PCE bulanan untuk Oktober dan November.

Gambaran Permintaan

Pengeluaran konsumen, yang merupakan mesin utama pertumbuhan ekonomi, naik pada laju tahunan sebesar 3,5%. Angka ini mencerminkan pengeluaran yang solid di sektor jasa, termasuk layanan kesehatan dan perjalanan internasional, sementara belanja kendaraan bermotor justru turun.

Namun, pasar tenaga kerja yang mulai melemah dan tingginya biaya hidup menjadi hambatan bagi konsumen di tahun 2026. Kombinasi faktor ini telah menciptakan jurang yang semakin nyata dalam pola belanja rumah tangga berdasarkan tingkat pendapatan.

Di sisi lain, investasi bisnis berekspansi sebesar 2,8%, didorong oleh kuatnya belanja peralatan komputer. Investasi pada pusat data yang menopang infrastruktur kecerdasan buatan (AI) pun melonjak ke rekor tertinggi baru.

Data terpisah pada hari Selasa menunjukkan bahwa pesanan peralatan bisnis di AS pada bulan Oktober turun lebih besar dari perkiraan. Namun, pengiriman barang modal non-pertahanan termasuk pesawat—yang masuk langsung ke dalam porsi investasi peralatan PDB—tercatat lebih kuat dari ekspektasi. Hal ini menunjukkan masih adanya momentum saat memasuki kuartal keempat.

Adapun angka produksi industri dan aktivitas manufaktur untuk bulan Oktober dan November dijadwalkan akan dirilis Selasa pagi waktu setempat.

(bbn)

No more pages