Dari sisi migas non konvensional (MNK), pembiayaan difokuskan pada kegiatan eksplorasi dan appraisal, tahap demonstrasi dan pengembangan, serta penerapan teknologi multi-stage fracturing.
Sementara pada aspek aksi korporasi dan inovasi, pendanaan diarahkan untuk pengembangan portofolio domestik dan internasional melalui skema merger and acquisition (M&A), sekaligus penjajakan bisnis baru seperti CCS/CCUS dan geologic hydrogen.
Sebelumnya, Corporate Secretary PHE Hermansyah Y. Nasroen memproyeksikan tambahan produksi siap jual atau lifting migas perusahaan pada akhir tahun ini akan mencapai 25,5 juta barel.
“Pada November dan Desember 2025, kita juga proyeksikan ada lifting dengan total kurang lebih 25,5 juta barel. Ini tentunya untuk pemenuhan kebutuhan domestik,” kata Hermansyah dalam taklimat media, Rabu (26/11/2025).
Hermansyah menjelaskan sepanjang Januari—Oktober 2025, PHE telah mencatatkan produksi minyak sebesar 556.000 barel per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 2,79 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
Hermansyah menyatakan perseroan melakukan kegiatan eksploitasi sebanyak 661 sumur, workover 969 sumur, well service 28.507 sumur, survei seismik 2D sepanjang 109 kilometer (km), survei seismik 3D seluas 652 kilometer persegi, serta eksplorasi sebanyak 15 sumur.
Selain itu, PHE turut mencatat penemuan sumber daya 2C mencapai 870 juta barel setara minyak (MMBOE).
Temuan besar di wilayah kerja Rokan menjadi salah satu kontributor utama pertumbuhan sumber daya tersebut, termasuk dari potensi migas nonkonvensional (MNK) di area Aman Trough K7A dan K7B serta penambahan cadangan P1 sebesar 149 juta barel setara minyak (MMBOE).
(azr/naw)





























