Logo Bloomberg Technoz

Kelesuan dolar AS datang seiring munculnya tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja yang tidak banyak mengubah ekspektasi investor terhadap rencana pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Seperti yang dilaporkan Bloomberg News, melansir data Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS), jumlah tenaga kerja non-pertanian (non–farm payrolls) bertambah 64.000 pada November, setelah sebelumnya turun 105.000 pada Oktober. Sementara itu, tingkat pengangguran tercatat sebesar 4,6% pada bulan lalu, melejit dari 4,4% pada September dan menjadi yang tertinggi sejak 2021.

Fokus utama investor selanjutnya tertuju pada rilis data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diagendakan terbit pada Kamis, terang Direktur Riset XTB, Kathleen Brooks.

Laporan IHK tersebut “diperkirakan menunjukkan inflasi inti dan inflasi utama masing-masing sebesar 3% dan 3,1%,” kata Brooks. 

“Biarpun masih berada di atas target The Fed, level ini mengindikasikan inflasi relatif stabil, sekaligus memperkuat pandangan bahwa kebijakan tarif belum memicu lonjakan inflasi.”

Hari ini, pelaku pasar juga menanti kesimpulan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI edisi Desember. Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg hingga pagi ini menghasilkan median proyeksi BI Rate di 4,75%. Artinya, BI Rate kemungkinan akan kembali ditahan.

Jika benar terjadi sesuai konsensus, maka BI Rate akan berada di posisi hold selama tiga bulan berturut-turut. Kesemuanya akan menyetir pergerakan pasar dan berpengaruh pada arah rupiah. 

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (time frame daily), rupiah berpotensi bangkit hari ini. Target resisten terdekat adalah Rp 16.650/US$. Jika tertembus, maka target selanjutnya ada di Rp 16.600/US$ sebagai target paling optimistis atau resisten terjauh.

Analisis Teknikal Rupiah Rabu 17 Desember 2025 (Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, diolah)

Terlebih lagi rupiah pun berpotensi lanjut menguat di sisa pekan ini. Sepanjang minggu ini, ada kemungkinan rupiah bisa menyentuh level Rp 16.580/US$. Penembusan di titik ini berpotensi membuat rupiah lebih perkasa lagi di kisaran Rp 16.540/US$.

Namun kalau rupiah kembali melemah, maka target support terdekat adalah Rp 16.700/US$. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan mata uang Ibu Pertiwi ke level Rp 16.770/US$.

(fad/aji)

No more pages