Logo Bloomberg Technoz

Kondisi ini menekan harga kontrak berjangka di pusat-pusat penetapan harga utama, dengan kontrak Brent mendekati kembali level US$50 per barel.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan akan terjadi kelebihan pasokan yang signifikan pada 2026.

Untuk pasar Dubai, transaksi singkat yang menunjukkan harga Februari lebih mahal daripada Januari menyoroti melimpahnya pasokan jangka pendek minyak Timur Tengah dibandingkan dengan pengapalan pada tanggal yang lebih jauh.

Derivatif Dubai sebagian besar diperdagangkan di pasar over-the-counter (OTC), bukan di bursa berjangka.

Time spread derivatif minyak Dubai di Intercontinental Exchange (ICE), meskipun volumenya lebih kecil dibandingkan produk OTC di Asia, juga menunjukkan pelemahan.

Selisih antara ICE Dubai untuk Januari dan Februari mencapai hingga 2 sen per barel dalam kondisi contango pada Selasa. Itu merupakan level terlemah dalam lebih dari setahun.

Kurva forward yang lebih luas juga menunjukkan pelunakan, dengan selisih antara bulan-bulan berturut-turut setelah Februari berada di level paritas atau sedikit negatif.

Hal ini terlihat baik di pasar OTC, menurut para broker dan pedagang, maupun di pasar berjangka.

Secara global, tanda-tanda kelebihan pasokan terus bertambah. Pasar fisik di Amerika Serikat menunjukkan peringatan serupa, dengan beberapa indikator domestik utama berada dalam kondisi contango.

Di tempat lain, volume minyak dalam penyimpanan terapung juga meningkat, dengan jumlah minyak yang dimuat di kapal namun tidak bergerak setidaknya selama tujuh hari mendekati level tertinggi sejak pandemi Covid-19, menurut Vortexa Ltd.

(bbn)

No more pages