Keberadaan siklon dan bibit siklon tersebut dinilai meningkatkan potensi hujan lebat hingga sangat lebat, disertai gelombang tinggi di perairan sekitarnya. BMKG menegaskan bahwa kondisi ini perlu diantisipasi secara serius, terutama di wilayah rawan banjir, longsor, dan kecelakaan laut.
BMKG menyatakan telah berkoordinasi dengan BNPB, BPBD, serta Basarnas untuk memastikan kesiapsiagaan di daerah terdampak. Masyarakat diimbau tetap tenang namun waspada, dengan terus memantau informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan otoritas setempat.
Dalam pemantauan internasional, Indonesia juga berperan sebagai Tropical Cyclone Warning Center yang ditunjuk oleh World Meteorological Organization (WMO). BMKG secara aktif berkoordinasi dengan pusat meteorologi Australia, Jepang, dan India untuk menentukan proyeksi pergerakan dan intensitas Siklon Tropis Bakung.
BMKG mencatat, Siklon Bakung sempat mencapai kategori 3 pada 14 Desember dengan kecepatan angin hingga 65 knot yang tergolong sangat berbahaya. Namun, intensitasnya kembali melemah ke kategori 2 dan diharapkan terus menurun hingga mendekati kategori 1 dalam beberapa hari ke depan.
(dec/spt)





























