Williams memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat tahun depan menjadi sekitar 2,25% — dari estimasi 1,5% pada 2025 — berkat dukungan kebijakan fiskal, “kondisi keuangan yang menguntungkan”, serta investasi di bidang kecerdasan buatan. Ia juga memperkirakan inflasi akan turun hingga sedikit di bawah 2,5% tahun depan, sebelum mencapai target The Fed sebesar 2% pada 2027.
Menjawab pertanyaan seusai pidatonya, kepala The Fed New York itu mengindikasikan bahwa kebijakan moneter kini telah disesuaikan untuk menghadapi dua risiko utama terhadap tujuan bank sentral — inflasi yang terlalu tinggi atau pasar tenaga kerja yang terlalu lemah.
Risiko Relatif Seimbang
“Tahun ini — berdasarkan data dan proyeksi — kami telah menurunkan suku bunga dengan cara yang menurut kami benar-benar menempatkan dua risiko yang saling bersaing ini dalam kondisi relatif seimbang,” kata Williams. “Kami tidak bisa mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi dengan kebijakan perdagangan, inflasi, atau perekonomian tahun depan, tetapi saya pikir kami berada pada posisi yang baik untuk menghadapinya.”
Pernyataan tersebut disampaikan sehari sebelum rilis data ketenagakerjaan utama, dengan Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) dijadwalkan menerbitkan data untuk dua bulan terakhir, setelah publikasinya tertunda akibat penutupan pemerintahan yang berlangsung sepanjang Oktober dan sebagian besar November.
Williams mengatakan kepada wartawan setelah acara tersebut bahwa ia memperkirakan laporan itu akan “pada dasarnya konsisten dengan apa yang telah kita lihat — pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat, serta tanda-tanda pasar tenaga kerja yang secara bertahap mendingin.”
Ia menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk membahas opsi kebijakan pada pertemuan The Fed berikutnya pada Januari, meski ia menegaskan dirinya “sangat mendukung” pemangkasan suku bunga pekan lalu.
Pada hari yang sama, Gubernur Federal Reserve Bank of Boston Susan Collins mengatakan keputusannya mendukung pemangkasan suku bunga pada Desember merupakan sebuah “keputusan yang sulit.”
“Meski analisis saya pada November cenderung mengarah pada mempertahankan kebijakan, pada saat pertemuan Desember, informasi yang tersedia menunjukkan keseimbangan risiko telah sedikit bergeser,” ujar Collins dalam unggahan di LinkedIn pada Senin.
Deputi Gubernur Stephen Miran juga kembali menegaskan pandangannya bahwa kebijakan saat ini masih terlalu ketat. Dalam wawancara dengan CNBC, ia mengungkapkan kemungkinan akan tetap berada di bank sentral setelah masa jabatannya berakhir, hingga ada pengganti yang dikonfirmasi untuk mengisi posisinya.
Masa jabatan Miran berakhir pada 31 Januari, namun ia berhak tetap menjabat hingga penggantinya dikonfirmasi oleh Senat AS. Presiden Donald Trump diperkirakan akan menggantikan Miran di Dewan Gubernur dengan sosok yang akan dipilihnya untuk menggantikan Jerome Powell sebagai gubernur bank sentral, ketika masa jabatan Powell berakhir pada Mei. Saat ini, Miran tengah mengambil cuti tanpa gaji dari jabatannya sebagai ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih.
(bbn)































