Logo Bloomberg Technoz

Selepas penerapan B50, Bahlil memperkirakan, produksi Solar domestik bakal surplus sekitar 4 juta ton nantinya. Menurut dia, posisi surplus solar itu bisa diubah menjadi produk Avtur.

“Sehinga di 2026, insyallah Solar kita sudah clear, Avturnya juga bisa kita produksi dalam negeri,” kata dia.

Kendati demikian, rencana operasi komersial RDMP Balikpapan kembali molor dari tenggat yang dipatok pada Rabu (17/12/2025).

Megaproyek kilang yang diharapkan dapat mengerek kapasitas produksi Solar domestik itu memerlukan waktu sinkronisasi dan pengujian antarsistem lebih lama dari perkiraan awal Kementerian ESDM.

“Masih perlu sinkronisasi dan pengujian antar sistem di RDMP,” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ketika dimintai konfirmasi Bloomberg Technoz, Senin (15/12/2025).

Yuliot belum dapat memastikan jadwal baru peresmian Kilang Balikpapan tersebut. Dia hanya menyampaikan agenda peresmian akan bergantung pada pengecekan yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).

Nantinya, pengecekan yang dilakukan tersebut akan menentukan apakah RDMP Balikpapan sudah siap untuk diresmikan dan beroperasi komersial atau belum.

Unit RFCC RDMP Balikpapan yang tengah dipersiapkan beroperasi ini memiliki kapasitas pengolahan hingga 90.000 barel per hari (bph).

Melalui teknologi RFCC, residu minyak mentah dapat ditingkatkan nilai tambahnya dengan diolah menjadi produk bernilai tinggi, sekaligus menghasilkan LPG, gasoline, dan propylene sebagai produk utama.

RFCC Kilang Balikpapan akan menjadi unit RFCC terbesar milik Pertamina, melampaui kapasitas unit serupa di Kilang Cilacap yang telah beroperasi sejak 2015 dengan kapasitas 62.000 bph.

Adapun, kapasitas unit distilasi minyak mentah (CDU) kilang akan ditingkatkan dari 260.000 bph menjadi 360.000 bph, sehingga total kapasitas CDU Indonesia diharapkan meningkat dari 1,17 juta bph menjadi 1,26 juta bph pada akhir 2025.

(naw)

No more pages