Logo Bloomberg Technoz

Risiko pelemahan rupiah tidak lepas dari penguatan dolar AS. Akhir pekan lalu, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) ditutup menguat 0,05% ke 98,339.

Pagi ini, Dollar Index naik 0,06% ke 98,454 pada pukul 07:23 WIB.

Pembacaan terhadap arah kebijakan bank sentral Federal Reserve masih menjadi sentimen utama di pasar keuangan dunia. Tahun depan, sepertinya The Fed akan bersikap less dovish dengan hanya sekali menurunkan suku bunga acuan, dari tahun ini yang mencapai tiga kali.

Sejumlah pejabat teras The Fed sudah melontarkan pendapat bernada hawkish. Gubernur The Fed Cleveland Beth Hammack berpandangan bahwa suku bunga kebijakan mungkin sudah saatnya lebih restriktif. Ini dilakukan demi menekan laju inflasi menuju target 2%.

“Saat ini, posisi (stance) kebijakan kami sekitar netral. Saya lebih memilih stance yang agak cenderung restriktif,” tegasnya, seperti diwartakan Bloomberg News.

Pandangan serupa datang dari Jeff Schmid, Presiden The Fed Kansas City. Sebagai informasi, Scmid adalah Anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) yang memiliki pandangan berbeda atau dissenting opinion. Schmid lebih memilih mempertahankan suku bunga acuan dalam rapat minggu lalu.

“Inflasi masih terlalu tinggi. Perekonomian menunjukkan momentum dan pasar tenaga kerja, meski melambat, tetapi secara umum masih seimbang. Saya memandang stance kebijakan moneter perlu sedikit restriktif,” sebut Schmid, seperti dinukil dari Bloomberg News.

Dolar AS mendapat angin segar dari harapan bahwa The Fed mungkin tidak akan memangkas suku bunga terlampau agresif tahun depan. Artinya, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (utamanya di instrumen berpendapatan tetap) masih akan menarik. Alhasil, dolar AS menikmati aksi beli sehingga nilai tukarnya menguat.

Analisis Teknikal

Analisis Teknikal Rupiah Senin 15 Desember 2025 (Sumber: Tim Riset Bloomberg Technoz, diolah)

Bagaimana 'ramalan' gerak rupiah hari ini, Senin (15/12/2025)? 

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), rupiah berisiko melemah hari ini imbas terbentur resistennya. Laju pelemahan terbatas di rentang sempit menuju level Rp16.660-16.680/US$.

Apabila kembali break kedua support tersebut, maka rupiah bisa melemah lebih dalam menuju level Rp16.700/US$ sebagai support paling kuat hari ini.

Namun jika rupiah kembali. menguat hari ini, maka target yang menarik dicermati ada di level Rp16.620/US$ dan selanjutnya Rp16.600/US$. Adapun dalam sepekan perdagangan, Rp16.500/US$ jadi resisten paling potensial bagi rupiah.

(aji)

No more pages