Volume transaksi IHSG di tengah hari perdagangan sudah tercatat 31,28 miliar saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp16,26 triliun. Frekuensi yang terjadi sebanyak 1,77 juta kali diperjualbelikan.
Sebanyak 313 saham mengalami kenaikan, dan ada 339 saham melemah. Sedang 144 saham tidak bergerak.
Sejumlah sector saham menjadi pendukung utama IHSG pada perdagangan Sesi I siang hari ini. Saham–saham barang baku, saham infrastruktur, dan saham properti mencatatkan kenaikan paling tinggi, dengan masing–masing menguat 4,33%, 1,65% dan 1,07%.
Menguatnya IHSG merupakan efek secara langsung dari kenaikan sejumlah saham big caps.
Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Jumat (12/12/2025).
- Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 24,36 poin
- Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 11,93 poin
- Mora Telematika Indonesia (MORA) menyumbang 5,91 poin
- Barito Renewables Energy (BREN) menyumbang 5,13 poin
- Astra International (ASII) menyumbang 4,25 poin
- Pacific Strategic Financial (APIC) menyumbang 2,41 poin
- Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menyumbang 2,34 poin
- Aneka Tambang (ANTM) menyumbang 2,15 poin
- Energi Mega Persada (ENRG) menyumbang 1,97 poin
- Indah Kiat Pulp and Paper Corp (INKP) menyumbang 1,95 poin
Melansir riset Phintraco Sekuritas pada siang ini, IHSG menguat setelah sempat mengalami rejection di area resistance 8.660-8.670. Dengan itu, secara teknikal terjadi pelebaran pada negative slope dan stochastic RSI mulai berbalik dari area oversold.
“Dengan kondisi tersebut, IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang 8.558-8.670 pada Sesi II perdagangan hari ini,” sebut Phintraco.
Senada, Panin Sekuritas memaparkan IHSG menguat yang didorong oleh sentimen kebijakan moneter yang lebih longgar setelah The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 bps kemarin.
“Penguatan rupiah terhadap dolar AS turut memperkuat momentum pasar,” terang Panin.
Selain itu, kenaikan IHSG juga mendapat dukungan dari pergerakan positif saham-saham konglomerasi yang diuntungkan oleh ekspektasi penurunan biaya modal serta prospek pertumbuhan yang lebih kondusif pada 2026.
(fad/aji)





























