Lebih lanjut, Dadan mengungkapkan bahwa sebagian besar korban telah diizinkan pulang. “Ada sebelas yang sudah kembali ke rumah masing-masing. Empat lainnya masih dirawat di RS Cilincing, dan tujuh dirawat di sini, termasuk satu guru. Dua di antaranya harus dirawat intensif,” katanya
Ia menambahkan satu korban dalam kondisi sangat stabil, sementara satu lainnya masih mendapatkan penanganan dari tiga dokter secara simultan.
Sebagai bentuk tanggung jawab, BGN memastikan dukungan penuh kepada seluruh keluarga korban. Koordinasi dengan pihak sekolah juga dilakukan untuk meninjau kelanjutan layanan MBG, mengingat sebagian siswa masih mengalami trauma. “Jangan sampai kita paksakan sementara anak-anak masih takut,” ujar Dadan.
Di sisi operasional, BGN memperketat prosedur pergantian sopir cadangan dan pemeriksaan kendaraan sebelum distribusi MBG. “Dalam juknis sudah tertulis bahwa mobil wajib dicek sebelum digunakan. Dengan adanya kasus penggantian sopir, ini menjadi insight baru bagi BGN dan KaSPPG untuk memilih sopir cadangan yang kualifikasinya sama,” tegasnya.
Terkait proses hukum, BGN menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. “Sopirnya sekarang masih di Polsek. Setelah ini saya akan ke sana untuk mendapatkan keterangan dari pihak kepolisian,” kata Dadan. Untuk memastikan distribusi tetap berjalan, BGN menyiapkan penggantian sementara unit kendaraan dengan armada lain milik mitra SPPG hingga investigasi tuntas.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, memastikan BGN berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh. “BGN turut berduka dan memastikan seluruh korban mendapatkan perawatan terbaik. Kami melakukan investigasi internal bersama kepolisian untuk memastikan kejadian seperti ini tidak terulang,” ujar Hida. Ia menegaskan bahwa komunikasi dengan keluarga korban akan dilakukan secara terbuka dan berkesinambungan.
(dec/spt)































