
Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah terus memperkuat strategi fiskal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada 2029.
Berbagai kebijakan percepatan telah dijalankan, termasuk penyaluran dana jumbo Rp200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) kepada Himbara, Program Magang Nasional, Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5, serta Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Kesejahteraan Rakyat.
Dalam diskusi publik bertajuk “Navigating Indonesia's Growth Through Fiscal Discipline”, Direktur Strategi Produktivitas dan Pertumbuhan Ekonomi DJSEF Kementerian Keuangan, Andriansyah, menyampaikan bahwa seluruh instrumen fiskal tersebut menjadi fondasi kuat untuk menjaga optimisme pemerintah.
Itulah yang membuat kita masih optimistis tentang target-target yang ingin kita capai, karena kita juga mempunyai instrumen yang kita pakai.” Ujar Andriansyah.
Dalam paparannya, Andriansyah menjelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kini difungsikan bukan hanya sebagai alat pembiayaan, tetapi juga sebagai katalis yang mampu mempercepat pergerakan ekonomi nasional.
Ia menegaskan bahwa sebagian besar dana APBN disalurkan ke pemerintah daerah (Pemda) melalui skema transfer daerah. Namun, efektivitas penyerapan dana tersebut menjadi sorotan khusus Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
“Makanya itu Pak Purbaya juga concern, sejauh mana anggaran Pemda itu diserap, tidak hanya apakah uang itu dibelanjakan, atau hanya uang itu disimpan dalam BPD,” ujar Andriansyah.
Hal ini disebut berkaitan erat dengan beragam program stimulus pemerintah yang saat ini tengah dilaksanakan.
Pemanfaatan anggaran daerah menjadi krusial karena kontribusinya sangat besar terhadap percepatan pembangunan, terutama untuk sektor-sektor prioritas daerah.
APBN 2026 Disiapkan sebagai Motor Pembangunan Nasional
Andriansyah menekankan bahwa APBN 2026 akan disiapkan sebagai motor utama pembangunan nasional, dengan delapan agenda prioritas yang dipusatkan pada ketahanan pangan, kesehatan, pembangunan desa, koperasi dan UMKM, pertahanan semesta, investasi, pendidikan bermutu, program makan bergizi gratis, serta ketahanan energi.
Ia menyampaikan bahwa sektor pendidikan mendapatkan perhatian khusus karena menjadi pondasi penting bagi kualitas sumber daya manusia di masa depan.
"Terkait dengan pendidikan bermutu, Pak Purbaya juga menekankan bahwa akan ada peningkatan efektivitas dari program LPDP, di mana nanti program-program sustain, dalam teknologi secara ekonomi itu akan coba diperluas.” Ujar Andriansyah.
Program LPDP akan diarahkan untuk mendukung riset dan inovasi yang berkontribusi langsung terhadap pengembangan ekonomi baru dan peningkatan produktivitas nasional.
Integrasi Kebijakan Fiskal, Moneter, dan Keuangan
Dalam diskusi tersebut, Andriansyah menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat hanya dapat terwujud apabila kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan bekerja secara terintegrasi. Ketiganya harus saling memperkuat untuk menghasilkan dampak nyata bagi sektor riil.
Ia menyampaikan pandangannya, “Pada intinya adalah sektor riil. Atau bahasanya saya pribadi, sektor keuangan yang menjadi anak durhaka sektor riil. Sektor keuangan dibentuk adalah untuk menjembatani agar unit surplus dengan unit defisit untuk membantu sektor riil.”
Pemerintah akan terus memperkuat ekosistem keuangan agar fungsi intermediasi dapat berjalan lebih optimal, terutama dalam mendukung UMKM, sektor produktif, dan industri strategis yang menopang ekonomi nasional.
Jalan Menuju Pertumbuhan 8 Persen
Untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen pada 2029, pemerintah menilai bahwa kunci utama terletak pada eksekusi kebijakan yang tepat dan fokus pada sektor prioritas. Program stimulus, optimalisasi transfer daerah, serta penguatan peran APBN dirancang untuk mengatasi hambatan struktural yang menghambat laju perekonomian.
Selain itu, kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga keuangan, pelaku usaha, dan masyarakat menjadi faktor penting dalam menciptakan pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif.
Dengan berbagai instrumen yang telah disiapkan, pemerintah tetap optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi 8 persen dapat dicapai melalui disiplin fiskal dan strategi pembangunan yang terarah dan berkelanjutan.
































