Dia menegaskan kementeriannya masih memprioritaskan Rosneft di Kilang Tuban meskipun mengklaim banyak investor dari negara lain yang minat berinvestasi di proyek tersebut.
“Masih [memprioritaskan Rosneft] kita belum ada mengubah apa-apa,” kata Laode.
Adapun proyek dengan nilai investasi sekitar US$20,7 miliar itu digarap PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).
Pertamina lewat anak usahanya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), memegang 55% saham PRPP, sedangkan 45% saham lainnya dikuasai Rosneft Singapura.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menargetkan keputusan investasi Rosneft di Kilang Tuban rampung awal Desember 2025.
Simon mengatakan Rosneft masih memproses dokumen FID proyek yang telah lama molor tersebut.
“Kilang Tuban saat ini kita dalam proses FID, nanti setelah itu baru akan kita nilai apakah feasible untuk kita lanjutkan, atau ada rencana lainnya,” kata Simon kepada awak media di Kementerian ESDM, Senin (10/11/2025).
“FID kemungkinan kita melihat awal Desember ya, kita akan update lagi,” ucap dia.
(azr/naw)































