"Walaupun mereka ada cost-nya digelembungin segala macam, net income kita dari industri batu bara bukannya positif, malah dengan pajak segala macam jadi negatif. Jadi UU itu seperti pemerintah memberikan subsidi ke industri yang sudah untungnya banyak," tutur dia.
Penerimaan Susut
Purbaya lantas mengatakan, skema restitusi tersebut juga belakangan telah membuat capaian penerimaan negara saat ini makin berkurang.
"Makanya kenapa pajak saya tahun ini turun, karena restrukturisasi cukup besar," kata Purbaya.
Kementerian Keuangan sebelumnya juga melaporkan realisasi penerimaan pajak negara hingga akhir Oktober 2025 mengalami penurunan hingga mencapai 3,85% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp1.459,03 triliun.
Hal itu utamanya disebabkan oleh program restitusi pajak yang ditetapkan oleh pemerintah sepanjang tahun ini yang mengalami kenaikan hingga 36,4% atau menjadi Rp340,52 triliun dari sebelumnya Rp249,659 triliun.
"Hal itu utamanya disebabkan oleh program restitusi pajak yang ditetapkan oleh pemerintah sepanjang tahun ini yang mengalami kenaikan hingga 36,4% atau menjadi Rp340,52 triliun dari sebelumnya Rp249,659 triliun.
"Kontraksi yang terjadi di penerimaan neto kami, ini yang terkoreksi oleh dampak restitusi. Kami laporkan sampai Oktober 2025 restitusi melonjak sekitar 36,4%," ujar Dirjen Pajak Bimo Wijayanto, belum lama ini.
Secara terperinci, lonjakan restitusi terjadi pada pajak penghasilan (PPh) badan dengan realisasi mencapai Rp93,80 triliun naik 80% yoy dibandingkan sebelumnya yang masih Rp52,13 triliun.
Kemudian, realiasasi restitusi pajak pertambahan nilai dalam negeri (PPN DN) juga naik 23,9% menjadi Rp238,8 triliun dari sebelumnya yang masih Rp192,71 triliun. Lalu, jenis pajak lainnya juga naik 65,7% yoy menjadi Rp7,87 triliun.
Meski demikian, Bimo menggarisbawahi lonjakan restitusi tersebut mampu mendongkrak pergerakan ekonomi masyarakat. Itu lantaran penerimaan yang seharusnya diambil negara kembali ke kas perusahaan atau pribadi.
"Restitusi ini artinya uang kembali ke masyarakat, sehingga kas yang diterima, termasuk ke private sector itu bertambah dan diharapkan meningkatkan aktivitas perekonomian," tutur dia.
(ibn/wdh)

































