"Saya kira, saya kira lahannya harusnya ada lah. Nanti koordinasi pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, pemerintah pusat. Pemerintah pusat semua K/L (kementerian atau lembaga) dan terutama ATR ya, [Kementerian] Kehutanan, ATR/BPN (Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) ya, dicek semua, kalau perlu HGU-HGU bisa dicabut sementara, dikurangi ya," tutur Prabowo.
"Ini kepentingan rakyat nih. Lebih penting, lahan harus ada," imbuh dia.
Sementara itu, Suharyanto menjelaskan bahwa huntara bakal dibangun dengan tipe 36 seluas 8x5 meter, serta harganya sekitar Rp30 juta per unit. Huntara ini bisa dibangun dalam kurun waktu 6 bulan.
"Luasnya tipe 36 Bapak Presiden, 8x5 Bapak Presiden. Jadi, daripada mereka tinggal di tenda, lebih representatif mereka tinggal di hunian sementara Bapak Presiden. Harga sekitar 30 juta [rupiah] Bapak Presiden, 1 hunian huntara," kata Suharyanto.
Dia pun menyebut huntara ini dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi dan WC. Pihaknya pun mengusulkan agar huntara hanya digunakan tidak lebih dari 1 tahun atau maksimal setahun, sebelum penghuninya bakal dipindahkan ke hunian tetap (huntap), tetapi bisa lebih lama jika terdapat hambatan dalam penyediaan lahan untuk huntap.
Suharyanto pun menyarankan supaya huntara akan dibangun oleh Satuan Tugas (Satgas) TNI-Polri. Hal itu dikarenakan mereka memiliki pengalaman sebelumnya saat di Gunung Lewatobi.
"Seperti di Gunung Lewatobi Bapak Presiden, Satgas Kodam IX/Udayana itu memindahkan 8.000 KK (kepala keluarga) di Gunung Lewatobi, sekarang sudah masuk ke huntara semua, tidak sampai 6 bulan-1 tahun Bapak Presiden, bisa," ujar Suharyanto.
Lalu, Prabowo mendorong agar pembangunan huntara di tiga provinsi di Pulau Sumatera bisa kurang dari 6 bulan atau lebih cepat. "Kalau bisa lebih cepet dari 6 bulan," kata dia.
Suharyanto pun menyebut pihaknya memiliki opsi huntara lain yakni berbentuk barak. Hal ini dapat dijadikan pilihan bagi para warga terdampak jika ketersediaan lahan itu terbatas atau tak mencukupi.
"Tapi kalo memang enggak ada [lahan], daripada mereka lama tinggal di tenda, ini kami gunakan ini model barak untuk menampung para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda tersebut Bapak Presiden," tutur Suharyanto.
(ell)































