"Saya akan monitor kondisi keuangan di sistem finansial. Kalau masih dianggap kurang, saya akan gelontorkan lagi uang saya ke perbankan," tutur dia.
Sebelumnya, tim ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksi bencana banjir dan longsor yang dihadapi masyarakat di wilayah Sumatra berdampak pada kerugian ekonomi mencapai sekitar Rp32,6 triliun, atau setara sekitar 0,08-0,12% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV-2025.
Kepala Ekonom Andry Asmoro mengatakan, perkiraan tersebut didasarkan dari total kontribusi produk domestik regional bruto (PDRB) tiga wilayah, yakni Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh terhadap ekonomi nasional
"Kalau kita lihat dampak banjir di Sumatra terhadap PDB itu, perkiraan antara minus 0,08 poin sampai 0,12% poin," ujar Andry dalam konferensi pers secara daring, Rabu (3/12/2025).
Berdasarkan hitung-hitungan internal, selama kuartal pertama hingga ketiga tahun ini, kata Andry, ketiga provinsi tersebut turut menyumbang pembentukan PDB nasional sekitar 7,8%.
Hanya saja, Andry menggarisbawahi perkiraan tersebut bergantung pada kinerja ekonomi Indonesia pada akhir kuartal tahun ini, khususnya pada Desember. Proyeksi juga akan sangat bergantung kecepatan pemerintah dalam pemulihan wilayah pascabencana.
Dalam kesempatan lain, Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan total kerugian akan mencapai sebesar Rp68,67 triliun. Angka itu setara dengan 0,29% dari PDB nasional.
Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal VI-2025 hanya akan menyentuh sebesar 5,03%, di bawah target pemerintah yang mematok dikisaran 5,6-5,7%.
"Dengan bencana banjir Sumatera, pertumbuhan di kuartal IV diproyeksi 5,03%, meski ada momentum seasonal Nataru, tapi dampak banjir membuat logistik, industri dan pendapatan masyarakat menurun," ujarnya saat dihubungi, baru-baru ini.
(lav)

































