Logo Bloomberg Technoz

Pengumuman mendadak Airbus pada Jumat malam mengejutkan maskapai dan pelancong, tepat saat penumpang AS bersiap kembali dari musim perjalanan Thanksgiving paling ramai dalam sejarah. Produsen pesawat asal Eropa itu mengatakan lebih dari 6.000 pesawat terdampak, lebih dari separuh armada A320 global dengan risiko tertentu korupsi data komputer yang membantu menjaga kendali penerbangan.

Pesawat yang membutuhkan perbaikan harus mengembalikan perangkat lunak ke versi sebelumnya, dengan proses unggah data yang hanya memerlukan 2 hingga 3 jam. Namun sekitar 1.000 pesawat lama memerlukan peningkatan perangkat keras dan harus berhenti beroperasi selama perawatan, menurut sumber yang memahami prosedur tersebut.

Maskapai diwajibkan menyelesaikan perbaikan sebelum penerbangan reguler berikutnya, menempatkan operator dalam tekanan besar untuk bertindak cepat dan menghindari kemacetan operasional.

Perintah perbaikan perangkat lunak ini muncul hampir sebulan setelah insiden JetBlue Airways Corp., ketika pesawatnya terpapar “radiasi matahari intens,” menyebabkan malfungsi perangkat lunak yang memicu penurunan mendadak tanpa input pilot. Tidak ada yang terluka, namun pesawat keluar dari jalur penerbangan normal dan insiden itu memicu investigasi.

Operator Airbus A320 Terbesar

CEO Airbus Guillaume Faury mengatakan dalam unggahan LinkedIn bahwa tim perusahaan “bekerja sepanjang waktu untuk mendukung operator dan memastikan pembaruan diterapkan secepat mungkin agar pesawat kembali terbang dan operasi normal dilanjutkan.”

Maskapai dan pelancong sebelumnya telah menghadapi gangguan akibat cuaca buruk dan penutupan sebagian pemerintahan AS yang mengurangi pergerakan pesawat.

Di AS, yang mengalami periode perjalanan Thanksgiving terbesar sepanjang sejarah, operator dari sekitar 1.600 pesawat keluarga A320 berupaya melakukan perbaikan sambil meminimalkan gangguan. Federal Aviation Administration mengatakan perintah kelayakan terbang daruratnya, yang meniru regulator Eropa, berdampak pada sekitar 545 pesawat terdaftar di AS.

Maskapai India IndiGo, yang memiliki pesanan besar untuk A320, mengatakan pemeriksaan terhadap 160 dari 200 pesawat terdampak telah selesai pada Sabtu siang tanpa pembatalan penerbangan.

Beberapa maskapai sempat terdampak lebih berat. Avianca SA di Kolombia mengatakan lebih dari 70% armadanya terpengaruh dan menghentikan penjualan tiket hingga 8 Desember. ANA Holdings Inc. dari Jepang membatalkan 95 penerbangan pada Sabtu, berdampak pada sekitar 13.200 penumpang.

Sejumlah layanan dibatalkan di Australia dan Selandia Baru pada Sabtu pagi, menyebabkan gangguan perjalanan ketika Jetstar, anak usaha Qantas Airways Ltd., dan Air New Zealand Ltd. menghentikan sementara beberapa A320 untuk pembaruan perangkat lunak.

Maskapai hemat Wizz Air Holdings Plc dari Hungaria, yang memiliki armada seluruhnya Airbus sekitar 250 pesawat, mengatakan telah berhasil menerapkan pembaruan pada semua pesawat A320 yang terdampak dan operasional penerbangan kembali normal.

Otoritas Penerbangan Sipil Inggris mengatakan maskapai telah menerapkan pembaruan perangkat lunak “pada sebagian besar pesawat terkait.”

“Walau beberapa gangguan sempat diantisipasi, sangat sedikit penerbangan maskapai Inggris yang terdampak dan penumpang mengalami dampak minimal,” kata regulator.

A320 bersaing dengan Boeing Co. 737, dan kedua keluarga pesawat ini adalah tulang punggung industri penerbangan sipil. Airbus sudah harus menangani masalah mesin pada A320neo terbaru  yang ditenagai Pratt & Whitney yang memaksa ratusan pesawat berhenti beroperasi sementara.

Perangkat lunak on-board semakin krusial bagi kestabilan penerbangan modern, meski malfungsi dapat berakibat fatal. Boeing mengalami dua kecelakaan beruntun beberapa tahun lalu pada 737 Max akibat malfungsi sistem perangkat lunak bernama MCAS.

Komputer kendali penerbangan A320 dibuat oleh Thales SA dari Prancis dan telah beroperasi lebih dari dua dekade. Thales mengatakan fungsi yang kini disorot setelah insiden JetBlue didukung oleh perangkat lunak yang bukan menjadi tanggung jawabnya.

“Thales bekerja sama sepenuhnya dengan Airbus dan otoritas terkait untuk membantu memulihkan operasional penerbangan pesawat terdampak secepat mungkin,” kata perusahaan itu.

(ell)

No more pages