“Kami tidak memiliki kapasitas atau kondisi untuk menerima lebih banyak migran,” ujar de Zela.
Menurut saluran televisi Peru, Canal N, puluhan migran tak berdokumen memblokade pos perbatasan Peru-Chili pada Jumat. Kelompok ini menuntut untuk masuk ke Peru agar dapat melanjutkan perjalanan ke negara asal mereka, dengan alasan meninggalkan Chili karena kebijakan imigrasi yang semakin ketat. Blokade ini menimbulkan antrean panjang kendaraan di kedua sisi perbatasan.
Sebelumnya pada Jumat, Gubernur regional Tacna, Luis Torres, mengatakan kepada RPP Noticias bahwa terdapat antara 70 hingga 80 warga Venezuela yang terjebak di sisi perbatasan Chili.
“Mereka bahkan memblokade jalan — tidak membiarkan mobil, truk, atau kendaraan lain melintas,” kata Torres.
Calon presiden terkemuka Chili, José Antonio Kast, yang dikenal konservatif, baru-baru ini mengunjungi kawasan perbatasan negara itu dan memperingatkan migran tak berdokumen untuk meninggalkan wilayahnya atau menghadapi deportasi. Ancaman ini mendorong sebagian migran bergerak ke utara, dan segera menarik perhatian Peru, di mana Jerí mengumumkan status darurat. Status ini memungkinkan militer mengambil alih sebagian fungsi kepolisian dan menangguhkan beberapa hak sipil, termasuk hak berkumpul.
Menjelang putaran kedua pemilihan presiden Chili pada 14 Desember antara Kast dan rival komunis Jeannette Jara, kebijakan migrasi menjadi sorotan utama. Presiden saat ini, Gabriel Boric, seorang politikus kiri, sebelumnya telah menempatkan pasukan di perbatasan utara pada 2023, terutama di wilayah terpencil perbatasan dengan Bolivia, untuk memblokade masuknya migran ilegal.
Diperkirakan, pada 2023 terdapat sekitar 337.000 migran tak berdokumen di Chili, sebagian besar berasal dari Venezuela.
Kast, putra imigran Jerman, menjanjikan pengetatan kebijakan migrasi paling ketat dalam sejarah Chili, termasuk kriminalisasi masuk secara ilegal.
“Krisis migrasi terus meningkat di perbatasan dengan Peru, dan Presiden Boric belum menanggapi,” tulis Kast di X pada Jumat pagi. “Untuk para migran ilegal di Chili, kalian memiliki waktu 103 hari untuk meninggalkan tanah air kami secara sukarela.”
(bbn)

































