"Dalam 24 jam ke depan, Siklon Tropis Senyar (Siklon Senyar) masih bergerak ke arah barat hingga barat daya dan masih di daratan Aceh dengan kecepatan pergerakan 4 knot (7 km/jam)," kata Faisal.
Kemudian terdapat pula Siklon Tropis Koto yang beredar di Laut Filipina, dan memberi dampak tak langsung atas hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di perairan sebelah utara Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.
Satu minggu mendatang BMKG menyebutkan potensi pembentukan awan hujan, khususnya di wilayah Indonesia bagian barat. Hal ini mengacu pada Dipole Mode Index (DMI) saat ini yang tercatat bernilai −0.6.
"Selain itu, Ex-Siklon Tropis “SENYAR” (25 knot, 1005 hPa) diperkirakan berada di daratan Malaysia dalam beberapa hari ke depan. Sistem ini bergerak ke arah tenggara hingga timur, dengan intensitas yang diprakirakan melemah dalam 48 jam ke depan," tulis BMKG.
Berdasarkan data yang dihimpun, Jumat (28/11/2025), di Aceh, dua wilayah utama yang terdampak parah adalah Aceh Timur dan Aceh Singkil. Di Aceh Timur, total 7.972 kepala keluarga atau hampir 30.000 jiwa terdampak, dengan lebih dari 900 KK terpaksa mengungsi.
Sejumlah besar rumah, mencapai 7.972 unit, terendam, sementara fasilitas vital seperti dua fasilitas ibadah, tiga fasilitas pendidikan, dua akses jalan, dan satu jembatan turut rusak. Sementara itu, di Aceh Singkil, 6.579 KK terdampak dan hampir 700 KK mengungsi, dengan sekitar 6.000 rumah terendam.
Dampak di Sumatera Utara sangat masif, ditandai dengan jatuhnya korban jiwa di beberapa kabupaten. Bencana banjir bandang di Humbang Hasundutan saja telah menelan lima korban meninggal dan empat hilang, serta menyebabkan tujuh luka berat dan dua luka ringan, ditambah kerusakan enam rumah dan tertutupnya satu jalan utama.
Di wilayah lain, Tapanuli Selatan mencatat jumlah korban meninggal tertinggi dengan 15 jiwa, 58 luka-luka, dan sekitar 3.000 KK mengungsi, serta 330 rumah yang rusak. Tapanuli Tengah juga melaporkan empat korban meninggal dan 1.902 KK terdampak. Selain itu, Deli Serdang mencatat 427 KK terdampak, Pakpak Bharat satu korban meninggal, Padang Sidempuan 240 KK terdampak, dan Mandailing Natal melaporkan 776 KK terdampak.
Sementara itu, di Sumatera Barat, bencana terkonsentrasi di Kota Padang di mana hujan memicu banjir hidrometeorologi basah, terutama di bantaran Sungai Minturun. Arus banjir yang deras membawa material batang pohon dan lumpur, menyebabkan kerusakan serius pada rumah warga di Lubuk Minturun.
(wep)






























