Logo Bloomberg Technoz

Insentif Otomotif, Pemerintah Diminta Lebih Fair untuk Hybrid

Merinda Faradianti
24 November 2025 10:10

Toyota New bZ4X, New Veloz Hybrid dan New Urban Cruiser Battery EV saat gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Jumat (21/11/2925). (Bloomberg Technoz/Andrean)
Toyota New bZ4X, New Veloz Hybrid dan New Urban Cruiser Battery EV saat gelaran GJAW 2025 di ICE BSD, Jumat (21/11/2925). (Bloomberg Technoz/Andrean)

Bloomberg Technoz, JakartaPemerintah tengah menggodok rencana pemberian insentif industri otomotif di tahun 2026. Wacana ini disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa sektor ini memiliki multiplier effect yang tinggi.

Diketahui, saat ini pemerintah memang memberikan insentif untuk Battery Electric Vehicle (BEV) yakni pembebasan bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 0% untuk tes pasar. 

Namun, menurut Riyanto, Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), insentif itu banyak dinikmati kendaraan listrik impor. Sedangkan kendaraan hybrid yang diproduksi di dalam negeri hanya mendapat insentif 3%.


Kebijakan insentif untuk kendaraan listrik murni (BEV) pun banyak mendapat sorotan, lantaran pemerintah dinilai perlu menyeimbangkan dukungan terhadap kendaraan hybrid yang memiliki kontribusi signifikan terhadap reduksi emisi dan efisiensi energi.

Segmen ini perlu diberikan kebijakan yang lebih fair [adil] dengan basis reduksi emisi dan TKDN. Insentif untuk HEV saat ini belum fair,” kata Riyanto dalam keterangannya, Senin (24/11/2025).