Logo Bloomberg Technoz

IHSG Diproyeksi Bergerak Sideways usai BI Pertahankan Suku Bunga

Artha Adventy
20 November 2025 08:30

Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak sideways pada perdagangan Kamis (20/11), setelah ditutup menguat 0,53% ke level 8.406,58 pada Rabu (19/11).

Riset Phintraco Sekuritas menjelaskan rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate di 4,75%, level terendah sejak Oktober 2022. BI menilai inflasi tetap berada dalam kisaran target 1,5%–3,5%, nilai tukar rupiah stabil, dan kebijakan moneter tetap mendukung pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini mendorong apresiasi rupiah terhadap dolar AS pada Rabu.

Namun, laju kredit perbankan melambat pada Oktober 2025 menjadi 7,36% YoY dari 7,7% pada September. Pertumbuhan tersebut merupakan yang terendah sejak Juli 2025, dipengaruhi pelemahan daya beli kelas menengah dan sikap kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit. BI memperkirakan kredit 2025 akan berada di batas bawah target 8%–11% dan menguat pada 2026.


Dari eksternal, Bank Sentral China (PBoC) diperkirakan mempertahankan suku bunga pinjaman 1 tahun di 3% dan tenor 5 tahun di 3,5% pada Kamis. Sementara dari Amerika Serikat (AS), pasar menunggu rilis data nonfarm payrolls September 2025 yang diperkirakan terjadi penambahan 50 ribu tenaga kerja, naik dari 22 ribu pada Agustus. Tingkat pengangguran diperkirakan tetap 4,3%.

Secara teknikal, IHSG ditutup di atas MA5, namun indikator MACD berpotensi membentuk death cross dan Stochastic RSI melemah. Dalam jangka pendek, indeks diproyeksi bergerak di rentang 8.300–8.450.