Logo Bloomberg Technoz

Energi Muda, Pahlawan Penjaga Masa Depan Bangsa


(Dok. PHE)
(Dok. PHE)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perkembangan zaman, anak muda Indonesia terus menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar penonton, melainkan pelaku perubahan. Melalui karya, inovasi, gerakan sosial, dan komunitas kreatif, generasi muda membuktikan bahwa kontribusi nyata dapat dimulai dari mana saja. Semangat itu sejalan dengan pesan Mohammad Hatta bahwa pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang demi cita-cita bangsa, bukan demi pengakuan. Pada momentum Hari Pahlawan tahun ini, semangat itulah yang tercermin kuat dalam kiprah lima local hero binaan Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa—sosok-sosok muda yang mengambil peran nyata untuk menjaga lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan menguatkan akar pembangunan di daerahnya.

Kelima local hero tersebut berasal dari berbagai sudut negeri, dari pesisir Subang hingga pulau-pulau kecil di Kepulauan Seribu, dari desa pertanian di Indramayu hingga ruang-ruang pendidikan di Karawang. Namun mereka disatukan oleh satu hal: kecintaan pada negeri. Mereka hadir bukan menunggu perubahan, tetapi menjadi perubahan itu sendiri. Dengan tindakan konkret—menanam mangrove, menyelamatkan penyu, mengajar perempuan, mengolah pertanian modern, hingga menyuarakan kesetaraan—mereka menunjukkan bahwa jiwa kepahlawanan hari ini hidup dalam aksi nyata.

Melindungi Alam dari Pesisir hingga Kepulauan


Di Desa Mayangan, Subang, Alvian Noor Zamal, mahasiswa penerima Beasiswa Pertamina, aktif menanam mangrove untuk menahan laju abrasi. Bersama komunitas Kesatuan Komando Pembela Merah Putih (KKPMP), ia terlibat dalam program Penanganan Abrasi dengan Inovasi Appostraps yang diinisiasi PHE ONWJ. Bagi Alvian, menanam mangrove bukan sekadar pekerjaan, tetapi ajakan bagi masyarakat untuk menjaga laut sebagai sumber kehidupan.

Di utara Jakarta, Gunawan—Ketua Karang Taruna 03 Pulau Harapan—menggerakkan pemuda setempat untuk mengurangi sampah pantai, menanam mangrove, dan melindungi penyu. Melalui program Tiga Perisai bersama PHE OSES, ia mengubah kebiasaan lama warga yang dulu mengonsumsi telur penyu, menjadi gerakan penyelamatan satwa yang kini menjadi ikon Pulau Sabira, Kelapa, dan Harapan.