Logo Bloomberg Technoz

Ekonomi Digital ASEAN Tembus Rp5.000 Triliun di 2025

Muhammad Fikri
13 November 2025 08:35

Perdagangan barang dan jasa dua arah antara AS dan Singapura mencapai lebih dari $131 miliar pada 2023. (Nicky Loh/Bloomberg)
Perdagangan barang dan jasa dua arah antara AS dan Singapura mencapai lebih dari $131 miliar pada 2023. (Nicky Loh/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonomi digital Asia Tenggara diprediksi akan melampaui US$300 miliar (Rp5.016,6 triliun) dalam takaran Gross Merchandise Value (GMV) pada tahun 2025. Angka ini 1,5 kali lipat dari proyeksi ambisius satu dekade lalu, didorong oleh akselerasi monetisasi di seluruh sektor dan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/ai).

Laporan tahunan ke-10 e-Conomy SEA 2025 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company di Singapura, Selasa (11/11/2025), memperluas cakupannya menjadi sepuluh negara ASEAN—termasuk Brunei, Kamboja, Laos, dan Myanmar—menegaskan ketahanan kawasan ini di tengah tantangan global.

Laporan tersebut mencatat pertumbuhan GMV dan pendapatan ekonomi digital yang stabil sebesar 15% secara tahunan (year-on-year/yoy). Total pendapatan kawasan ini diproyeksikan mencapai US$135 miliar (Rp2.257,47 triliun) pada 2025, seiring dengan semakin laju profitabilitas di berbagai platform digital.


“Melampaui tonggak sejarah GMV sebesar US$300 miliar pada tahun 2025 — 1,5 kali lipat dari proyeksi ambisius kami satu dekade lalu — membuktikan dengan kuat bahwa potensi Asia Tenggara bahkan lebih besar dari yang kami bayangkan,” ujar Sapna Chadha, VP Google untuk Asia Tenggara dan Perbatasan Asia Selatan.

Sektor e-commerce menjadi pendorong utama, dengan GMV diproyeksikan mencapai  US$185 miliar (Rp3.093,57 triliun) dan pendapatan  US$41 miliar (Rp685,50 triliun) pada tahun 2025. Akselerasi ini dipicu oleh skala ekonomi platform terkemuka dan ekspansi pesat perdagangan video (video commerce).