Logo Bloomberg Technoz

Sementara itu DKI Jakarta, berada dalam status Waspada (Hujan Sedang-Lebat). Di luar Jawa, status Siaga juga mencakup Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Bali, Kalimantan Barat, serta sejumlah wilayah Papua. BMKG turut memperingatkan adanya potensi Angin Kencang di Banten dan Lampung.

Kondisi Siaga ini diprediksi berlanjut esok hari, 12 November 2025, di mana Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur tetap berada dalam kategori Siaga hujan lebat hingga sangat lebat. Wilayah lain yang juga Siaga termasuk Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Pada 12 November, peringatan dini Angin Kencang diumumkan untuk Banten dan Papua.

Memasuki 13 November 2025, meskipun sebagian Jawa Tengah, DIY, dan DKI Jakarta turun ke status Waspada, potensi Siaga masih harus diwaspadai di Jawa Barat dan Jawa Timur. Status Siaga juga meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Di akhir periode ini, BMKG memberikan peringatan dini Angin Kencang untuk Jawa Timur dan Kalimantan Selatan.

BMKG mengimbau masyarakat di seluruh wilayah yang berstatus Siaga dan Waspada untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak cuaca ekstrem, seperti risiko banjir bandang, pohon tumbang, dan tanah longsor yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Musim hujan sendiri BMKG perkirakan masih akan berlangsung sampai dengan Februari tahun depan dengan posisi perluasan area hujan meluas dari sisi barat ke timur Indonesia, terang Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. Kewaspadaan lebih khusus ditujukan kepada mereka yang ada di wilayah selatan yang terpengaruhi siklon tropis dari Samudera Hindia.

Siklon tropis berpotensi terjadi di pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara dimana hal ini dapat memicu hujan ekstrem dan potensi banjir besar pada wilayah yang sama. "Pemerintah daerah diminta memastikan kesiapsiagaan infrastruktur dan masyarakat terhadap dampak bencana."

(fik/wep)

No more pages