Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah saham mencatat kenaikan luar biasa dan menjadi top gainers. Di antaranya adalah saham PT Purisentul Permai Tbk (KDTN) yang melejit 26,5%, saham PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) dan saham PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) yang melesat 26% serta saham PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI) juga menguat 25%.

IHSG menjadi yang teratas dari tetangga di Bursa Asia yang menghijau sepanjang hari, Straits Times (Singapura), dan FTSE KLCI (Malaysia) yang berhasil menguat masing–masing 0,16%, dan 0,01%.

Sementara Bursa Saham Asia lainnya yang masih ada di zona merah i.a Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KOSPI (Korea), PSEI (Filipina), NIKKEI 225 (Jepang), Hang Seng (Hong Kong), TW Weighted Index (Taiwan), SETI (Thailand), TOPIX (Jepang), CSI 300 (China), Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), dan SENSEX (India) yang terpangkas masing–masing 2,65%, 1,81%, 1,31%, 1,19%, 0,92%, 0,89%, 0,62%, 0,44%, 0,31%, 0,3%, 0,25%, dan 0,17%.

Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan tertinggi pertama dan nomor satu di Bursa Asia, dan juga ASEAN.

Penguatan IHSG sejalan dengan solidnya mata uang Indonesia rupiah hari ini, Jumat (7/11/2025), di pasar spot ditutup di level Rp16.685/US$ pada penutupan perdagangan.

Rupiah Ditutup Menguat 0,06% pada Jumat 7 November 2025 (Bloomberg)

Keberhasilan rupiah yang menguat pada penutupan perdagangan tersengat sentimen optimisme pertumbuhan PDB sepanjang tahun 2025 yang berpotensi mencapai 5,04% year–on–year/ yoy. Untuk mencapai target tersebut, pertumbuhan riil PDB perlu mencapai sedikitnya 5,11% (yoy) pada Kuartal IV-2025, papar Jasa Adhimulya, Head of Research and Economist Philip Sekuritas Indonesia.

Sementara itu, lanjut Adhimulya, investasi (PMTB/GFCF) diprediksi tetap menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, seiring dengan lingkungan suku bunga yang lebih rendah yang mendorong aktivitas belanja dan investasi oleh pelaku usaha maupun konsumen.

Sentimen selanjutnya, Pagi tadi, Bank Indonesia melaporkan perkembangan cadangan devisa per Oktober. Cadangan Devisa Indonesia berhasil mencatatkan kenaikan, ditopang oleh penerbitan surat utang pemerintah dalam denominasi valas.

BI mengumumkan, cadangan devisa Indonesia per Oktober mencapai US$ 149,9 miliar. Naik US$ 1,2 miliar dibanding bulan sebelumnya.

“Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” sebut Keterangan BI.

(fad/wep)

No more pages