Logo Bloomberg Technoz

Pasokan Ketat, Tembaga Diproyeksi Sentuh US$15.000 pada 2026

Azura Yumna Ramadani Purnama
07 November 2025 10:10

Anoda tembaga siap dikirim di fasilitas pemrosesan Codelco El Teniente di Machali, Cile./Bloomberg-Cristobal Olivares
Anoda tembaga siap dikirim di fasilitas pemrosesan Codelco El Teniente di Machali, Cile./Bloomberg-Cristobal Olivares

Bloomberg Technoz, Jakarta – Analis komoditas memprediksi harga tembaga global pada 2026 berpotensi bergerak di rentang US$13.000—US$15.000 per ton, jika kondisi pasokan tembaga dunia makin mengetat akibat gangguan produksi yang terjadi di sejumlah tambang utama dunia; termasuk di Grasberg, Indonesia.

Analis Komoditas dan Founder Traderindo Wahyu Laksono berpendapat saat ini kondisi pasokan tembaga global berpotensi menuju titik defisit.

Mengutip riset sejumlah lembaga, Wahyu menyatakan pasar tembaga global kemungkinan mengalami defisit pasokan sekitar 300.000 ton pada tahun ini.


“Jika gangguan suplai terus berlanjut, besar kemungkinan defisit pasokan akan makin membesar dalam waktu dekat. Hal ini dapat memaksa pasar untuk menguras stok tembaga yang ada untuk memenuhi kebutuhan,” kata Wahyu ketika dihubungi, Jumat (7/11/2025).

“Beberapa bank besar memproyeksikan harga tembaga bisa melonjak hingga US$13.000, bahkan US$15.000 per ton jika defisit pasokan terus memburuk,” lanjut Wahyu.

Harga tembaga capai rekor tertinggi, pasokan terhambat, dan dipicu defisit (Bloomberg)