NEXT Indonesia: Ekspor Q3 Tunjukkan Kekuatan Ekonomi RI
Redaksi
05 November 2025 18:52

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja ekonomi Indonesia pada triwulan III 2025 menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah berbagai tekanan global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,04 persen secara tahunan (year on year/yoy), menandakan stabilitas yang terjaga di tengah dinamika pasar global dan kebijakan perdagangan internasional yang fluktuatif.
Pencapaian tersebut diperkuat oleh kinerja ekspor yang melonjak tajam. Ekspor barang dan jasa tumbuh 9,91 persen (yoy), menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Bahkan, ekspor bersih Indonesia tercatat tumbuh 57,75 persen, tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode kuartal tiga.
Ekspor Jadi Penopang Utama Pertumbuhan
Christiantoko dari NEXT Indonesia Center menilai capaian ekspor pada kuartal ketiga tahun ini menegaskan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia. Menurutnya, kekhawatiran terhadap potensi tekanan akibat kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor nasional.
“Selama ini, akibat adanya tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika, ada kekhawatiran akan menekan kinerja ekspor Indonesia,” ujar Christiantoko di Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Namun, data justru menunjukkan sebaliknya. Ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat pada September 2025 tumbuh 9,09 persen (yoy). Sementara sepanjang Januari hingga September 2025, pertumbuhan ekspor ke negeri Paman Sam itu bahkan mencapai 19,05 persen.
Kinerja ekspor yang tangguh ini turut memperkuat posisi neraca perdagangan Indonesia, terutama karena impor hanya tumbuh 1,18 persen pada periode yang sama. Dengan demikian, terdapat selisih pertumbuhan antara ekspor dan impor sebesar 8,74 persen yang menunjukkan surplus perdagangan yang signifikan.
Selain ekspor, sektor konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional. BPS mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen (yoy), sedikit melambat dibanding kuartal II 2025 yang sebesar 4,97 persen, namun tetap memberikan kontribusi besar terhadap PDB, yakni mencapai 53,14 persen.
Kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga masih mencatatkan pertumbuhan stabil di angka 5,04 persen. Pertumbuhan ini menandakan masih adanya optimisme pelaku usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan, terutama di tengah upaya pemerintah menjaga iklim investasi yang kondusif.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi bintang baru pada kuartal III 2025. Pertumbuhannya mencapai 4,93 persen (yoy), melonjak tajam dibanding kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh 1,65 persen. Sektor ini kini menjadi kontributor terbesar kedua terhadap PDB dengan porsi 14,35 persen.
Christiantoko menyebut peningkatan signifikan di sektor pertanian menunjukkan adanya kebangkitan pada sektor riil. “Perkembangan ini memperlihatkan adanya gairah di sektor pertanian, sehingga tumbuhnya secara tahunan cukup tinggi, jauh melampaui kuartal sebelumnya,” ujarnya.
Sementara itu, industri pengolahan tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap PDB nasional dengan kontribusi 19,15 persen dan pertumbuhan 5,54 persen (yoy). Sektor ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional karena nilai tambah yang dihasilkan relatif besar serta berperan penting dalam ekspor manufaktur.
Pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha justru datang dari sektor jasa. Jasa pendidikan mencatat kenaikan paling tinggi sebesar 10,59 persen (yoy), diikuti oleh jasa perusahaan yang naik 9,94 persen, serta sektor telekomunikasi dan informasi yang tumbuh 9,65 persen. Lonjakan ini menunjukkan bahwa transformasi ekonomi digital dan peningkatan permintaan terhadap layanan berbasis pengetahuan semakin kuat di Indonesia.
Namun tidak semua sektor mencatat hasil positif. Pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi dengan pertumbuhan negatif 1,98 persen. Melemahnya harga komoditas global menjadi penyebab utama menurunnya kinerja sektor ini.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 menjadi sinyal positif bagi stabilitas makroekonomi. Kombinasi antara ekspor yang kuat, konsumsi domestik yang stabil, serta peningkatan di beberapa sektor jasa memperlihatkan bahwa ekonomi Indonesia tetap solid di tengah tantangan global.
Christiantoko menegaskan bahwa hasil ini merupakan bukti nyata dari kuatnya fundamental ekonomi nasional. “Kinerja ekspor yang positif ini sekaligus menepis kekhawatiran publik terkait dengan kenaikan tarif ekspor ke Amerika Serikat,” tegasnya.
Dengan capaian ini, Indonesia menunjukkan kemampuannya menjaga momentum pertumbuhan di atas 5 persen sambil memperkuat daya saing di pasar global. Pemerintah diharapkan terus mendorong diversifikasi ekspor, peningkatan produktivitas sektor pertanian dan industri, serta memperkuat sektor jasa sebagai penggerak ekonomi masa depan.
Ekonomi Indonesia yang stabil di triwulan III 2025 menjadi bukti bahwa ketahanan ekonomi nasional bukan hanya bergantung pada konsumsi domestik, tetapi juga pada kemampuan menjaga keseimbangan antara ekspor, investasi, dan pengelolaan sektor riil secara berkelanjutan.





























